CDPU|| Teman Lama?

7K 551 17
                                    

Setelah Nilna dan Salsa pulang zara merogoh saku nya.
Dering ponsel berbunyi.
Ternyata ada 3 notif dari Ahdzan.

Assalamualaikum zara.
Udah makan belum?
Di rumah aman kan?

Perasaan baru di tinggal tadi pagi udah banyak nanya.

Waalaikumussalam ustadz, belum nih.
Alhamdulillah aman.

Alhamdulillah, oh ya saya pulang besok malam selesai pengajian. Kamu mau oleh-oleh apa?

Terserah ustadz. Apapun zara terima.

Setelah mengatakan tersebut. Zara keluar untuk sholat dan makan. Rasanya sepi sekali tidak ada Ahdzan. Kemudian ia berpikir mengenai rencana mondok nya. Mungkin di siapka  dari sekarang dari mulai baju, sarung, kerudung lebar, sendal dan lain-lain. Walapun deket tapi kan yang namanya mondok bukan hanya menginap tapi juga ngalap barokah kyai dan bu nyai.

Waktu maghrib telah usai. Sekitar pukul 19.00 WIB Zara memutuskan untuk ke mall. Berbelanja perlengkapan.
Dia sudah siap dengan gamis warna mocca dan kerudung gang senada tak lupa sepatu sneakers warna putih. Ia mematutkan diri di cermin.
"Perfect" gumamnya sembari tersenyum.

Ia berfikir. "Aku ijin ke Ustadz tidak ya?"
"Ah ijin aja deh ,dari pada langkah ku di laknat oleh para malaikat" celetuk Zara.

Tut
Tut

Tidam diangkat oleh Ahdzan. Kemudian Zara lebih memilih mengirim pesan kepada Ahdzan.

Ustadz, Zara ijin ke mall sebentar ya

Setelah mengirim pesa  tersebut ia langsung memanggi mang korib untuk mengantarkannya.

Setelah sampai di Mall yang ia masuki bukanlah toko perlengkapan atau toko pakaian melainkan kedai makanan.
Zara telah membeli bakmie ceker, bakso, ayam bakar, ice cream, dan masih banyak lagi. Ia makan seperti orang kelaparan.

"Assalamualaikum" salam seseorang di depan zara.
Zara yang mendengar tersebut pun langsung menoleh ke arah suara.
"Waaalaikaumu---ssalam.... Fiann!!!!" Teriak Zara yang otomatis membuat sekitar menoleh ke arahnya.

"Hustt, kamu masih bar bar sama seperti dulu" jawab Fian. Yah dia Fian Alvarezo teman SD Zara. Yang kini menetap di Italia.
"Kita lama tidak bertemu Fian" ucap Zara senang.
"Iya, udah mau 6 tahun aja" jawab Fian yang di akhiri gelak tawa.
"Zara kamu makin cantik" gumam Fian.
"Hah apaa?!!" Tanya Zara.
"Apa! E-em ti-tidak" Fian terbata. Ia lupa kalau Zara tidak akan pernah pacaran. Jika ada yang menyukainya justru Zara akan menjauh karena ia takut orang tersebut mencintainya sepihak dan tidak pernah terbalas.

Zara hanya ber oh ria. "Oh iya, kamu makan banyak banget ra" celetuk Fian yang kebingungan plus kaget. Zara yang memiliki postur tubuh kecil bisa makan sebanyak ini.
"Hehe laper" cengir Zara. Fian hanya geleng-geleng.

"Kamu sendirian?" Tanya zara. "Engga bareng sama mama". Jawabnya.
"Dimana Tante Eri?" Zara celingak celinguk.
"Mama lagi beli perlengkapan bayi" jawabnya.
"Kamu udah punya anak?!" Tanya Zara kaget.
"Enak aja, buat kakak ku" Zara hanya manggut manggut paham.

"Oh iya, aku udah selesai mau lanjut jalan ya" ucap Zara.
"Mau temenin?" Tawar Fian
"Tidak usah, bukan muhrim"jawabnya. Fian pun mengerti.
"Kalau begitu, sampai ketemu lagi" kata Fian tersenyum
"Baiklah, assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"

Setelah mendapati barang yang di dapat Zara segera menuju mobilnya.
Tiba tiba ponselnya berbunyi.
Ahdzan lah yang menelponnya.

Assalamualaikum Zara

Waalaikumussalam ustadz, ustadz sudah makan?

U

dah, nih baru sampai. Mau tidur tapi ingat istri sms

Zara tersipu malu mendengar kata 'istri' dari mulut Ahdzan.

Yaudah, ustadz tidur aja. Zara juga baru selesai belanja mau pulang.

Dianterin sama mang korib kan?. Oke baiklah asalamulaikum

Waalaikumussalam wr wb

_____________

Hari ini Ahdzan manggung mengisi Hadroh dari pondok bersama kiyai yang mengisi pengajian.
2 hari tidak bertemu Zara sudah membuat Ahdzan frustasi. Ia bingung. Malam tidak bisa tidur mau makan keingat makanan Zara. Ayo percayalah mungkin Ahdzan rindu dengan Sosok Zara.

"Tenang kang, nanti pulang kok" celetuk kang Fahmi.
Mereka mengerti keadaan ku. Yang LDR an degan Zara.
Ia sungguh rindu dengan Zara. Ingis rasanya pulang dan langsung memeluk Zara.

Zara gelisah perutnya benar-benar sakit. Apakah dia akan haid? Tapi nyeri haid tidak seperti ini. Ia pun memanggil Bi wati.
"Biiii!!" Teriaknya. Kebetulan bi wati belum pulang rumah.
"Biiii hiks, perut Zara sakit bii hiks" tangis Zara.

Bi wati langsung lari dan mencati keberadaan nona nya.
"Ya Allah non, sebentar bibi ambil air anget dulu" bi wati pun keluar dengan kaki paruh baya nya.

Setelah mendapati barang yang di cari bi wati pun naik ke atas.
"Sini non, biar bibi yang kompres"
Dengan telaten ia menyingkup sedikit baju Zara dan menempelkan kain yang di celupkan air anget ke perut Zara.

"Hiks, aww,hiks ustadz hikss sa-akit" tangis nya
"Sabar non, bibi pelan-pelan ini" kata Bi wati.

Bi wati pun heran dengan perut nona nya. Setelah ia pegang di dalam seperti ada isinya. Agak sedikit bergerak. Namun mungkin itu halunya saja.

"Bi, ustadz pulang kapan bi?" Tanya Zara yang agak sedikit tenang.
"Katanya besok non, besok den Ahdzan pulang" jawabnya.

"Zara kangen ustadz bi" celetuk zara sambil menunduk malu. Bi wati pun tersenyum.
"Iya, besok pulang kok non, bebas non mau peluk mau cium mau diapain aja" jawab bi wati yang berhasil membuat pipi Zara merona.

Setelah selesai mengompres bi wati pun turun. Melihat nona nya tertidur pulas ia jadi merasa bahagia. Karena Allah titipkan Zara pada orang yang telat seperti Ahdzan.


Pageraji,4 April 2021

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang