CDPU|| Kenapa Rabbii

7.2K 664 11
                                    

Pagi hari ini aku bersama lisya pergi ke rumah Kyai Saefur untuk melihat Ning Fia berangkat bersama suaminya.
Aku mengenakan baju warna putih dipadukan dengan rok rimpel warna violet serta kerudung yang senada dengan roknya.

"Assalamualaikum ,ning" salamku
Aku langsung memeluk sahabat masa kecilku itu. Sahabat yang sudah menemaniku dari kecil sampai sekarang dia telah menikah.

"Waalaikumussalam Ra" jawabnya sambil tersenyum
"Hati-hati ya ning, jangan lupakan aku. Kalau pulang ke Purwokerto bilang-bilang ya" ucapku sambil menghapus air mata yang turun dari kelopak mata ku
"Iya ra, pasti insyaallah" jawabnya kemudian memelukku kembali.

Selang beberapa lama kemudian ning Fia masuk ke mobil bersama gus Hilmi .
"Hati-hati ning!!" Teriakku
Aku hanya mampu tersenyum. Dan yang ku lihat ning fia juga samar-samar tersentum padaku.
Ah sedih sekalii..

Saat ku ingi berpamitan dengan bapak dan ibunyai tiba-tiba nada dering dari Handphone ku berbunyi.

Dddrrrrrr

Ku ambil gawai berwarna hitam dari tasku. Serta ku gulir tombol hijau yang terpampang disana
"....."
"Waalaikumussalam ,ya saya sendiri"
"......."
"APAH!!"

Seketika tubuh ku luruh kelantai.
Tidak mungkin ini tidak mungkin. Pasti ini hanya salah sambung atau mungkin orang lain sedang mengerjaiku.

Kya Saefur langsung mengambil handphone yang aku jatuhkan dan kembali mengangkatnya
"Apa yang terjadi mbak"
"Orang tua dari nona Zara Lubni meninggal karena kecelakaan pak"
.
Deg
.
.
"Ada apa mas?"tanya Umi Fatimah
"Pak Zafa meninggal mii"jawab Kyai Saefur dan umi Fatimah kagett dan langsung memelukku.

Tubuhku lemas dan terjatuh ke lantai. Kyai Saefur serta Umi Fatimah pun ikut membantu membawa ku ke ndalem.

Flashback on

Dddrrrrrr

Ku ambil gawai berwarna hitam dari tasku. Serta ku gulir tombol hijau yang terpampang disana
"Assalamualaikum,maaf dengan nona Zara Lubni?"
"Waalaikumussalam ,ya saya sendiri"
"Saya dari pihak Rumah Sakit Ambarawa ingin memberitahukan kabar bahwa orangtua nona mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat"
"APAH!!"

Flashback off

Perlahan ku buka mataku yang kulihat pertama kali adalah atap putih pucat ,kepalaku rasanya sangat pusing .
Aku ingin bangkit namun malah terbaring kembali.
Aku mengingat-ngingat apa yang terjadi padaku tadi sembari memegangi kepala ku yang rasanya ingin pecah.

"Abii, umiiiii" teriakku.
Kemudian Umi fatimah langsung menghampiri ku

"A-abiii umii-iiii jangan tinggalin Zara umii abiii " tangis ku pecahhh rasanya ini mimpi... ini pasti mimpi

"Sabar nak sabar, ini sudah takdir yang sudah Allah gariskan " nasebat umi sambil memelukku.
Aku hanya bisa menangiss dalam pelukan umi Fatimah. Aku sudah menganggapnya seperti umiku sendiri. Tapi apa umii kemaana? Umii kenapa cepat sekali meninggalkanku. Katanya umi pengen lihat Zara sukses. Katanya umi pengen lihat Zara menikah. Tapi apa?takdir berkata lain.

"A-abiii umiiii mereka dimana, ini pa-asti mimpi kan umii? Mi-mimpikan? Ka-alau gitu Zara mau tidur laa-agi supaya bangun dari mimpi buruk ini" ucapku dengan sesenggukan
Umi fatimah hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan tangis. Kemudian ia langsung memelukku.

" li-isya dimana u-umi?" Tanya ku
"Lisya bersama tantemu di bawah"jawab umi Fatimah

"Ayo nak kita turun kita kerumahmu" ucap umi Fatimah.
Aku menuruti permintaan umu Fatimah untuk turun. Ku langkahkan kaki rapuhku pada lantai-lantai putih yang dingin. Aku berjalan sambil di 'papah' oleh umi Fatimah.

Tap
Tap
Tap
Tap

Ku turuni anak tangga dan aku berjalan ke rumahku yang tak jauh dari pondok pesantren milik Kyai Saefur.

Ku tatap rumah berdinding putih bersih ,rasanya rumah ini sudah tak berpenghuni lagi.
Orang-orang memakai baju hitam berdatangan. Bendera kuning terpampang di depan gerbang.
Mereka semua menatapku sedangkan tatapanku masih lurus ke depan. Ku biarkan air mata ku jatuh mengenai pipi chubby ku.
Aku terus berjalan lurus dan sampailah aku di depan pintu besar rumahku.

Disana
Disana terdapat orang yang terbaring sambil 'sedekap' seperti orang sholat. Seluruh tubuhnya tertutup oleh jarit berwarna cokelat tua.
Aku masih berdiam di tempat aku masih menatap sendu kedua orang yang aku cintai.

Jujur aku sakit sekalii
Rasanya aku ingin terbaring juga disana di tengah-tenagh mereka

Oh Allah apakah takdir ku seperti ini?
Air mata masih terus membanjiri pipiku

Kesadaranku kembali.
Dari pintu aku langsung lari sambil menyeka air mataku.

"Aabii uumii!!!!!" Teriakku saat aku sudah sampai di depan mereka.
Kupeluk kedua orang yang ku sayangi yang sudah terbaring kaku.

"Aa-abi, abii kenapa ni-nggalin Zara a-abii . Za-ara na-akal ya abi? Zara ja-anji zara ga nakal la-agi bii ayoo banguun biii" ucapku sambil mengguncabgkan badan kaku itu

Kemudin aku beralih ke jenazah umi
"U-umi, u-umi Abi jahat umi abi ga bangun-bangun umi ayo mii bujuk abi supaya bangun. Kenapa umi ga bangun juga umiii...., katanya umi pe-engen liat Zara Su-ukse , mii bangun" ucapku pada jenazah umi
Aku tak mampu berkata-kata lagi semua orang disekitarku juga ikut menangis.

Tanpa ku sadari seseorang sedari tadi sedang menatapku




✍Pageraji,31 Oktober 2020

Jangan lupa vote and comment🙌😉

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang