Janganlah Menilai Suatu Keadaan Dengan Sebelah Mata
~ Zaidan Ar-Arfan ~
Saat ini zaidan tengah berada di ruangan rama dengan membawa ipad yang sedari terus digenggamnya dengan kuat. Suara pintu terbuka saat zaidan tengah duduk di sofa ruangan itu dengan kepala yang mengadah kelangit. Ia tersentak dan mengalihkan pandangannya pada asal suara. Rama berdiri dan duduk di hadapan zaidan.
"Ada apa zai? Apa yang ingin kamu bicarakan pada papa?" selidik Rama.
"pa, zai mohon pa? sekali saja papa buka mata papa, lihat pa? janganlah menilai suatu keadaan dengan sebelah mata" ucap zaidan sambil menyodorkan ipad yang berada di genggamannya.
"apa maksud kamu?"
"papa bisa melihatnya sendiri. Seandainya setelah melihat ini papa masih tak bisa menerima kenyataanya maka zai yang akan bertindak pa?" tegas zaidan.
Rama mengkerutkan keningnya sambil melihat video yang zaidan putarkan. Seketika raut wajah rama berubah menjadi merah. Ia mematikan ipad yang digenggamannya dan memberikan kembali kepada zaidan.
"maafkan papa nak, papa tau papa yang salah. Sudah beberapa hari ini tak bisa memejamkan mata papa dan selalu tergiang wajah bunda mu. Maafkan papa yang telah menjadi orang tua yang gagal" rama menangis dengan suara bergetar.
Zaidan berdiri dan mendekat pada rama. Ia memeluk erat tubuh renta yang kian hari kian kurus itu.
"zai tau pah, sudahlah pa. maafkan zai yang seringkali melawan pada papa. Maafkan zai pa" seru zaidan yang juga ikut menangis dalam rangkulan rama.
Hayaze yang mengintip di celah pintu hanya bisa tersenyum tipis dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"dimana khay sekarang?" tanya rama yang masih merangkul zaidan.
"khay ada di villa mas askar pah"
"bawa papa kesana zai, papa ingin bertemu dengan putri kecil papa" ucap rama lirih.
Zaidan mengangguk dan mengandeng rama menuju mobilnya. Ia ingin mempertemukan khayra dengan rama untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini.
****
Mobil zaidan memasuki pelataran villa askar dan diikuti oleh mobil hayaze yang berada di belakangnya. Hayaze berlari memasuki villa dari pintu belakang.
"mas, zai sudah di depan dengan papa" kata hayaze pada askar yang duduk di little garden rumahnya. Askar mengangguk sedangkan hayaze duduk di sebelah kakaknya sambil menyetarakan nafasnya karena sebelumnya hayaze berlari untuk masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum mas" salam zaidan.
"wa'alaikumsalam" sahut askar dan hayaze.
"mas, papa sudah di depan, dimana khay mas?" tanya zaidan.
"khay ada di dalam kamarnya, ayo bawa papa untuk menemuinya" sahut askar.
Zaidan mengangguk dan kembali ke ruang tamu untuk membaaw rama masuk kedalam. Ia menuntun tubuh rama yang sendang dalam keadaan kurang sehat.
"Dimana khayra, zai?" tanya rama dengan wajah sendunya.
"khay sedang istirahat di kamarnya pa. Ayo pa, zai antar ke kamarnya." Tuntun zaidan.
Rama mengikuti langkah zaidan. Ia melihat askar dan hayaze yang tengah mendekat kepadanya dan juga ikut menuntunnya.
"pa, apakah papa sedang sakit?" tanya askar.
"tidak nak, papa sangat sehat. Papa rindu dengan putri kecil papa" jawabnya lemah.
Askar hanya mengangguk. Mereka telah sampai di depan pintu kamar khayra. Askar mengetuk pintu kamarnya tapi tak kunjung mendapat sahutan dari dalam kamar. Perlahan hayaze membuka pintu kamar khayra. Ia tak menemukan khayra disana.
Askar, hayaze, zaidan dan rama mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar tapi nihil. Mereka tak menemukan siapapun di kamar itu. Hayaze berlari mendekati pintu toilet kamar. Ia mengetuknya dan sama seperti seblumnya tak ada jawaban. Hanya ada suara air yang terdengar.
"yaze, buka pintunya" perintah rama.
Hayaze mengangguk dan membuka pintu toilet. Hayaze terkejut melihat khayra yang tertidur lemas di toilet.
"Astagfirullah khay, kamu kenapa? Tanya hayaze.
Askar, zaidan dan rama terkejut mendengar teriakan hayaze di dalam toilet. Mereka berlari memasuki toilet.
Khayra tergeletak dengan hidung yang mengeluarkan darah dan terlihat bercak darah lainnya di toilet duduk. Askar dengan sigap mengangkat tubuh kecil adiknya dan berlari menuju mobil.
"mas, kamu ikut mas askar di mobilnya. Aku dan papa di mobilku" ucap zaidan. Hayaze mengangguk dan menyusul askar yang tengah memasukkan khayra kedalam mobilnya.
***
Rama sedari tadi hanya tertunduk lesu di depan ruang pemeriksaan. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sedangkan askar, hayaze dan zaidan terus bermondar mandir di depan ruangan itu.
Seorang dokter akhirnya keluar dari ruang pemeriksaan. Rama segera bangkit dari duduknya.
"Dok, bagaimana keadaan putri saya?"
Dokter lelaki yang sepertinya seumuran dengan rama itu hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Untuk saat ini kondisi khayra sedikit lebih membaik, tetapi untuk kemungkinan penyakitnya sebaiknya khayra di bawa ke rumah sakit di kota saja pak. Klinik kami disini belum ada perlatan khusus untuk menganalisa penyakit khayra ini" jelas dokter itu.
Askar, hayaze dan zaidan hanya bisa terdiam mendengar penjelasan dokter. Askar sengaja membawa khayra ke klinik yang letaknya tak jauh dari villanya.
"baiklah dok, tapi apakah sekarang saya bisa bertemu dengan putri saya?"
"tentu pak, silahkan" ucapnya ramah.
Rama dan ketiga putranya memasuki ruang rawat khayra. Rama mendekat pada putri yang yang terbaring di atas tempat tidur klinik. Rama menangis sambil mengelus pipi putri kecilnya.
"Maafkan papa sayang, maafkan papa" ucapnya lirih.
Askar memeluk papanya yang terus menangis sambil memegang tangan khayra. Hayaze dan zaidan hanya bisa tertunduk dalam tangisannya.
"Askar, ayo kita bawa khayra ke rumah sakit sekarang juga" pintanya.
"iya pa" sahutnya pelan.
Sebuah ambulance khusus dari Arfan hospital telah sampai di depan klinik. Hayaze mengangkat tubuh khayra dan memindahkannya ke tempat tidur ambulance.
"Mas, biar yaze yang menemani khay di ambulance. Pintanya.
"papa ikut juga yaze" sahut rama.
"jangan pa, papa ikut dengan askar dan zaidan di mobil. Jika papa disana, askar takut papa semakin drop nanti" jelas askar.
"iya pa, zai juga mohon. Sebaiknya papa ikut kita aja ya pa" sahut zaidan.
Rama hanya bisa mengangguk lemas mendengar ucapan putranya itu.
Mobil ambulance berangkat di dampingi 2 mobil di belakangnya. Rama dan kedua putranya menaiki mobil askar sedangkan mobil zaidan di bawa oleh supir bayarannya.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Khayra
SpiritualKhayra Ar-Arfan. Seorang gadis yang memiliki paras cantik dan cerdas memiliki kehidupan yang amat rumit. Hari-harinya selalu diliputi oleh kesedihan yang menyakitkan. Penghalang kehidupan ialah sebuah ujian yang harus di hadapinya. Terlebih Ayah kan...