Tatapan hangat yang sirna oleh luka
Menggantarkanku di ujung tebing
Haruskah aku berlari menyembuhkan luka itu
Bagaimana jika luka itu tak kunjung sembuh
Diantara tebing sana
Banyak luka yang telah menungguku
Haruskah aku bertahan oleh waktu*~Khayra Ar-Arfan~*
Hari mulai terang, semua anggota keluar sudah berkumpul di meja makan tak terkecuali Khayra yang tengah membereskan dapur sambil menunggu Rama keluar dari kamarnya.
"Ma, nanti kita ke mall yuk" ucap Cantika pada sambil mengigit apel.
"Sayang, kan kamu baru shopping kemarin. Masa udah mau belanja lagi" jawab Clarisa.
"Maaa, hari ini tu ada bazar baranded gitu di mall. Sayang kan kalo gak kita beli. Nanti ketinggalan jaman loh"
Hayaze yang tengah membaca koran di meja makan tak sengaja mendengar mereka berbincang ria. Tangannya terkepal meremas koran hingga kusut.
"Dasar, manusia parasit" batinnya.
"Bi, mana Khayra?" tanya Hayaze yang baru tiba di meja makan.
"ada tuan, di dapur"
"Bi, tolong panggilkan"
"Baik tuan" jawab Bi Tuti.
Tak lama kemudian Rama dan Clara turun bersamaan. Dari kejauhan Clara tampak merangkul tangan Rama sambil merengek seperti anak kecil.
"Pa, aku mau itu. Belikan ya pa!" pintanya.
"Tapi kan kamu sudah punya yang itu. Untuk apa lagi di beli. Yang lama kan masih bagus" jelas Rama.
"yang lama udah gak up to date lagi pa"
"Apa sih pa yang diminta sama Clara?" tanya Clarisa.
"Biasa ma, apalagi kalo bukan iphone series terbaru" celetuk Cantika.
"Biarin aja ueekk" jawab Clara sambil menjulurkan lidahnya.
Askar yang baru sampai di meja makan menatap tajam pada 3 parasit yang sedang menggerogoti Rama, bagitu pun dengan Hayaze dan Zaidan menatap mereka dengan tajam.
Khayra yang dipanggil Hayaze baru tampak sambil membawakan beberapa selai dan meletakkannya di dekat Rama. Rama tak memperdulikannya dan terus bercakap dengan istri dan dua anak tirinya.
"Mas, tadi cari aku?" tanyanya pada Hayaze.
"dek, nanti bisa ke kantor gak? Ada yang mas mau omongin ke Kamu"
"Oke mas, tapi mungkin sekitaran pukul 10. Karena pagi ini Khay ada kelas yang di ajarkan"
"it's ok honey. no problem!" jawabnya sambil mengelus pipi lembut Khayra.
Seketika Zaidan dari belakang juga mengelus pipi adik kecilnya.
"Iisshh apaan sih, mas Zai pegang-pegang!" jawab Khayra sambil senyum memegang pipinya.
"Loh memangnya dosa megang pipi adik mas yang lucu ini!" jawabnya sambil terkekeh.
Askar yang melihat dari samping hanya bisa tersenyum geli.
"Eehmmmm" deheman Rama membuat ruangan menjadi hening. Zaidan dan Askar langsung duduk di meja makan begitupun Khayra.
"Kamu mau ngapain duduk?" tanya Rama sambil menunjuk Khayra.
"Pa..." teriak Askar.
"Khay, mau sarapan pa" jawabnya gugup.
"Untuk apa seoarang penjahat sarapan" jawabnya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Khayra
EspiritualKhayra Ar-Arfan. Seorang gadis yang memiliki paras cantik dan cerdas memiliki kehidupan yang amat rumit. Hari-harinya selalu diliputi oleh kesedihan yang menyakitkan. Penghalang kehidupan ialah sebuah ujian yang harus di hadapinya. Terlebih Ayah kan...