Inni uhibbuki fillah

10 2 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Khay mungkin aku bukan lelaki sempurna seperti muhammad yang mencintai aisyah dalam setiap perlakuannya
Dan aku bukan pula seperti ali yang mencintai fatimah dalam diamnya
Aku hanya lelaki biasa yang mencintaimu tulus karena aku mengharapkan jannah Allah
Inni uhibbuki fillah

*~ Raditya Abdul Rasyid~*

Zaidan sedari tadi mondar-mandir di lobi resepsionis sambil menunggu kedatangan khayra yang tak kunjung tiba. Zaidan memiliki niat sedikit nakal ingin mengerjai adik kesayangannya.

Zaidan mengamati cctv yang tersambung di ponselnya. Mengetahui khayra yang berada di dalam lift zaidan langsung berdiri di depan pintu lift. Zaidan tersenyum tipis seraya memikirkan bagaimana kagetnya adik kecilnya itu.

Pintu lift terbuka. Bukan khayra yang terkejut tetapi zaidan yang terkejut melihat khayra jatuh. Zaidan mengangkat tubuh kecil adiknya dalam dekapan. Sementara orang yang berada disekitar hanya dapat melihat kejadian tersehut tanpa ada yang mendekat.

"Khay, bangun. Kamu kenapa" panggil zaidan sambil menepuk-nepuk pipi khayra dengan lembut.

Beberapa satpam mendekat untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Maaf pak zaidan. Sepertinya nona ini tak sadarkan diri" sahut salah satu dari satpam tersebut.

"Cepat, siapkan mobil saya" perintah zaidan yang sesikit menekik khawatir. Khayra yang masih dalam pangkuan zaidan terkejut melihat bercak darah dari di tangannya. Zaidan baru tersadar bahwa cairan merah itu berasal dari hidung khayra. Zaidan memegang tangan adiknya yang terasa dingin.

"Pak zaidan. Mobil anda sudah siap di depan" ucap satpam sambil berlari kearah zaidan.

Satpam mendekat ingin membantu zaidan untuk mengangkat khayra.

Zaidan menolak untuk bantuan mereka. Ia tak ingin adiknya disentuh oleh yang bukan mahromnya. Zaidan mengangkat khayra berjalan cepat hingga memasukkan khayra di dalam mobil. Zaidan menyuruh supirnya untuk pulang sedangkan ia membawa mobil untuk menuju rumah sakit terdekat.

Zaidan melajukan mobilnya dengan cepat. Hayaze yamg baru saja turun dari lift melihat zaidan yang membopong seseorang bertanya pada satpam yang melihat mereka di lobi.

"Pak, itu zaidan kenapa?" Tanyanya pelan pada satpam yang seumuran dengannya.

"Oh pak hayaze. Itu pak, pak zaidan membantu seorang wanita muda yang pingsan di pintu lift. Hidungnya berdarah pak. Pak zaidan sangat khawatir dengan wanita tersebut dan langsung membawanya ke rumah sakit. Ini name tag wanita itu terjatuh" tunjuk satpam sambil menyerahkannya pada hayaze.

Hayaze terkejut melihat name tag yang bertuliskan nama khayra. Hayaze yang panik langsung menelepon zaidan. Ia memencet nomor 2 hingga langsung terhubung pada zaidan.

Tut.. tut.. tut...

Hayaze menggertakan giginya kesal karena zaidan tak kunjung mengangkat panggilannya. Setelah beberapa kali dicobanya akhirnya zaidan menjawab panggilannya.

Halo mas.. (dari seberang telepon)
Zaidan kamu dimana?
Dirumah mas.
Ok mas pulang sekarang

Sementara zaidan sebelum dihubungi oleh hayaze, tengah melajukan mobilnya tersentak mendengar suara khayra yang telah sadar.

"Mas zai mau kemana mas?" Rintihnya sambil memegang kepalanya.

Zaidan melihat kaca spion didepannya. "Dek kamu sudah sadar?"

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang