Memilikinya

13 2 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِٱلرَّحِيمِ

Bunga
Bisa menguncup dan mengembang pada waktunya
Memberikan keindahan pada yang memandangnya
Andaikan hari ku seperti bunga
Apakah aku bisa memberikan keindahan yang sama di hidupku
Menguncup dan mengembang dikala waktunya
Seperti perasaanku yang harus selalu kutekan
Demi keinginannya

~* Khayra Ar-Arfan *~

Hari ini merupakan hari weekend bagi setiap pekerja baik swasta maupun pegawai negri. Rutinitas khayra di setiap weekend adalah menghadiri pengajian ustadzah anita di masjid baitul shalihin yang tak jauh dari kampusnya.

Khayra terlihat cantik dengan balutan gamis coklat muda dan khimar yang senada dengan gamisnya. Tampak cantik jika dipadukan dengan warna kulit khayra yang putih bersih.

Khayra menuruni tangga menuju pintu samping yang melewati pantry.
Khayra melihat clarissa yang tengah sempoyongan duduk sambil ngelantur. Sesekali ia terhuyung hingga terjatuh. Khayra yang melihat clarissa terjatuh segera membantunya untuk berdiri.

"Astagfirullah" batin khayra sambil mengibaskan udara yang berada disekitarnya.

Bau alkohol menyelimuti tubuh clarissa.

"Ehh cewek sialan. Pergi lo. Ngeganggu aja" usir clarissa kasar.

Khayra mendudukkan clarissa di kursi pantry dan mengambil segelas air madu hangat.

"Ayo kak, minum dulu" suap khayra sambil mengenggam tangan clarissa.

Clarissa menghempaskan tangan khayra dan gelas terjatuh dengan sempurna di hadapan khayra. Rama yang berada di ruang kerja tepat bersebelahan dengan pantry keluar dari ruang kerjanya melihat asal keributan.

Khayra segera dengan cepat memungut beling pecahan gelas.
Clarissa tertawa terbahak-bahak dan dengan sengaja menginjak tangan khayra yamg tengah memungut beling.

"Ahkk kak, Astagfirullah" khayra merintih sakit.

Rama yang melihat kejadian itu mendekat pada khayra dan mengambil tangannya yang masih tertancap beling dan berdarah. Khayra terkejut melihat pandangan rama yang melihat tangannya.

"Papa" rintihnya.

Rama kemudian memandang mata khayra. Sepintas tatapan sakinah yang dirindukannya muncul. Rama menghempas kuat tangan khayra. Khayra hanya bisa meringis sakit sambil mencoba untuk bangkit.

Dari lantai atas clara berlari menuju asal suara clarissa. Dilihatnya telah berdiri rama di hadapan clarissa yang masih sempoyongan. Clarissa mendekat.

Plakkk...

Rama menampar clarissa yang masih tertawa terbahak-bahak. Seketika clarissa sadar dari mabuknya dan memandang rama dengan air mata yang berlinang.

"Paa..." tangisnya dan kemudian memeluk clara yang berada di belakang rama.

Rama menghembuskan napasnya kasar sambil memijit pelipisnya yang berdenyut.

"Bagaimana kamu menjadi seorang ibu. Apa itu kelakuanmu yang kamu ajarkan pada anakmu" teriak rama sambil menunjuk clarissa yang berada dalam pelukan ibunya.

Clara memeluk clarissa kuat. Ia kemudian menangis sambil mengenggam tangan rama.

"Pah.. ini bukan yang seperti papah pikirkan. Mungkin clarissa tidak sengaja meminum alkohol" belanya.

"Apa? Tak sengaja. Jika tak sengaja bagaimana bisa diseluruh tubuhnya berbau alkohol?" Tanya rama.
Clara tak bisa menjawab. Ia memandang rama dengan mata polos yang meminta belas kasih.

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang