Memulai

9 2 0
                                        

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Jika ini adalah keadaan yang diperuntukkan kepadaku
Aku harus siap dan menerima segala keadaan itu
Tapi aku memohon kepada-Mu
Kuatkan aku, tegarkan hatiku
Agar aku dapat menerima setiap keadaan
Yang Kau peruntukkan untukku

~Khayra Ar-Arfan~

Siang ini khayra dan maira pergi ke perpustakaan pesantren yang ada di pondok timur. Mereka mengambil beberapa kitab untuk dibagikan ke beberapa santriwati yang mengikuti kajian siang. Khayra membantu mengangkatkan beberapa kitab dan meletakkannya pada kotak yang telah disediakan oleh petugas. Maira memilih kitab dengan judul dan jilid yang sama.

Setelah selesai memilah kitab yang diinginkan, mereka menuju aula yang terdapat di tengah pesantren dimana tempat itu merupakan pusat kegiatan untuk kajian. Khayra yang masih baru terlihat tengah diperhatikan oleh beberapa santriwati yang duduk disana. Khayra merasa malu ketika diperhatikan dengan lekat. Ia terus menunduk malu sambil menenteng kotak yang berisi kitab.

"Teh, letakkan disini saja" ucap maira.

Khayra meletakkan kotak yang dimaksud di depan para santriwati.

"Afwan para ukhti semua. Mari perkenalkan, ini teh khayra. Beliau akan tinggal di pondok kita sembari belajar agama bersama kita" jelas maira.

Khayra menengadah dan memberi salam perkenalan. Semua santriwati tersenyum kepada khayra yang membalas senyumannya. Tak lama, ummi fatimah masuk dan melanjutkan kegiatan kajian mereka hingga adzan sore berkumandang.

Selepas shalat ashar, khayra berbisik pada maira.

"Mai.." panggil khayra

"Iya teh?" Sahutnya.

"Mau bisa temankan saya ke suatu tempat tidak?"

"Kemana teh?"

"Hmmm.. ikut saja. Nanti akan saya jelaskan" jawab khayra singkat.

Maira mengangguk dan mengiyakan ajakan khayra.

Maira dan khayra meminta izin pada ummi fatimah yang berada di pelataran masjid. Ummi memberikan izin dan menyuruh mereka untuk cepat kembali ke pondok.

Maira dan khayra berjalan mencari angkot dan tak lama angkot muncul. Maira masih bertanya-tanya, kemana khayra akan membawanya.

Mereka saat ini berada di sebuah gedung besar yang bertingkat. Khayra mengajak maira untuk masuk bersamanya. Akses masuk ke gedung itu harus menggunakan sidik jadi dan wajah. Khayra melakukan pengecekkan sandinya sedangkan maira terperangah melihat gedung yang tampak mewah dengan banyak loker didalamnya hanya saja gedung itu kosong. Tak ada seorangpun didalamnya.

Khayra memencet tombol elevator menuju lantai 7. Sesampai disana, khayra berjalan di depan menuju loker penyimpanannya. Maira mengikuti dari belakang dan tetap pada pandangannya yang memerhatikan sekitar dengan takjub.

"Punten teh, ini gedung apa ya?" Tanya maira bingung.

Khayra tersenyum.

"Ini building locker mai, gedung penyimpanan rahasia. Bisa dibilang seperti brankas pribadi" jelasnya.

Maira mengangguk. Khayra mendekat pada lokernya dan memasukkan sandi serta scan wajah. Loker terbuka dan khayra menggambil beberapa dokumen penting baginya. Khayra sengaja untuk menyimpan data pentingnya di loker itu dikarenakan ia takut jika khayra menyimpannya dirumah maka tidak akan aman dari pengawasannya. Pernah khayra menyimpan sebuah buku tabungan beasiswanya dan ketika esok harinya buku tabungannya hilang entah kemana. Khayra merasa kesulitan hingga beberapa bulan dan khayra menutupinya dengan bekerja part time sebagai pengajar bimbel.

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang