بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Jika keinginannya adalah aku
tak disini, menghilang dan
berlalu maka aku bisa apa
Aku mengalah
Karena dia yang kusayang~Khayra Ar-Arfan~
Malam itu merupakan malam yang mendebarkan bagi khayra. Sedari tadi ia tak berhenti melamun padahal malam sudah mulai larut. Khayra duduk di kursi balkon menghadap ke taman belakang rumah.
"Ya Rabb, jika memang ia yang engkau takdirkan untuk terus menemaniku hingga jannah-Mu maka permudahkanlah segala urusan dan berkahilah hidupku untuk terus bersamanya karena aku mencintai-Mu" batinnya.
Khayra hendak bangkit tak sengaja lengan kanannya yang terkena setrika mengenai pegangan kursi duduknya. Ia melihat noda darah di gamisnya. Luka yang melepuh telah pecah karena terkena gesekan.
Khayra merasakan pedih di lengannya langsung menuju ke ruang obat. Ia mengambil kembali kotak p3k yang telah ia simpan di lemari obat. Mengoleskan membersihkan dan meletakkan betadine di lukanya.
Khayra terperanjat ketika mendengar suara pintu terbuka. Ia melihat zaidan tengah memasuki ruang obat.
"Khay, kamu kenapa?" Tanyanya.
"Mas.. mas kenapa kesini? Mas sakit?" Tanya khayra kembali.
"Kamu kok balik nanya sih?" Ucapnya sambil mencubit pipi khayra.
"Aduhh mas.. Hahahaa iya mas, ini khay lagi bersihin luka kena pintu mas" jawabnya.
"Mana coba mas liat" sembari menarik lengan gamis khayra.
"Jawab dulu, mas kesini mau ngambil obat kan? Mas sakit?" Tanya khayra sambil memegang jidat zaidan.
Zaidan tersenyum.
"Gak sakit khayra-ku, ini mas ngeliat kamu jalan kemari makanya mas ikuti kamu" jelasnya.
"Ohh Alhamdulillah.. kirain mas sakit"
"Coba liat tangan kamu" wajah zaidan mendekat pada khayra.
"Gak kenapa-napa mas. Ini luka kecil aja"
"Tapi kenapa seperti luka bakar?" Tanya zaidan.
Khayra menarik lengannya dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.
"Gak papa mas, ini luka kecil" ucap khayra.
Khayra segera menutup kotak p3k dan beranjak keluar ruangan. Ia meninggalkan zaidan yang masih bertanya tentang lukanya itu. Zaidan mengusap kasar wajahnya. Ia mengetahui jika itu adalah luka bakar dari setrika yang dilakukan oleh ibu tirinya.
Flashback
Ketika acara pertemuan keluarga Arfan dan keluarga Rasyid, zaidan tak sengaja melihat telapak tangan khayra yang melepuh. Khayra menutupinya tapi sempat dilirik oleh zaidan. Zaidan ingin mengetahui penyebabnya sehingga zaidan pergi untuk menemui bi tuti yang tengah membersihkan dapur. Bi tuti merupakan orang yang paling dekat dengan khayra selama ini selain ketiga kakaknya."Bi.." panggil zaidan.
"Iya, den? Ada yang bisa bibi bantu?" Tanya bi tuti.
"Bi tangan khayra kenapa?" Tanya zaidan.
"Tangan? Tangan non khayra memangnya kenapa den?" Bu tuti berbalik tanya dengan kebingungan.
"Ohh yaudah, jika bibi tidak tahu. Silahkan dilanjutkan bi" ucap zaidan meninggalkan bi tuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Khayra
SpiritualKhayra Ar-Arfan. Seorang gadis yang memiliki paras cantik dan cerdas memiliki kehidupan yang amat rumit. Hari-harinya selalu diliputi oleh kesedihan yang menyakitkan. Penghalang kehidupan ialah sebuah ujian yang harus di hadapinya. Terlebih Ayah kan...