Aku Memintamu

15 2 2
                                    

Jika Tuhan menyatukan hati membolak balikan keadaan
Siapa yang tidak bisa menolak
Memungkiri mungkin tapi tak mungkin mengakhiri
Disini aku akan terus berdoa
Mengharapkan keadaan yang kuinginkan

M. Faiz Al-Makki
-----------------------------------------------------------

Khayra berjalan menyusuri trotoar pinggir jalanan ibu kota. Angkot yang ingin ditumpanginya tak kunjung terlihat dan khayra lebih memilih untuk berjalan sembari menikmati waktu siang menjelang sore seperti saat ini. Khayra melewati taman bunga yang bermekaran tepat disamping masjid. Ia berhenti sejenak untuk menikmati keindahan yang Allah kirimkan melalui bunga. Tak lama khayra kembali menyusuri jalan dan berbelok memasuki halaman masjid yang begitu indah.

Khayra menyapa beberapa akhwat yang tengah menunggu ustadzah di depan pintu masjid.

"Assalamualaikum" sapanya.

"Wa'alaikumsalam khay" sahut Aminah yang merupakan kepala majelis yang sering khayra hadiri.

Salam khayra juga diucapkan oleh beberapa yang mendengarnya.
"Teh minah, hari ini siapa yang isi teh?" Tanya khayra.

"Hari ini spesial banget khay. Ada ummi salamah dan ustazd khairul" sahut aminah.

"Alhamdulillah" sahut khayra.
Tak berapa lama ummi salamah sampai di depan perkarangan masjid dan diikuti oleh ustazd khairul yang kebetulan adik dari ummi salamah. Semua santriwati yang menghadiri majelis menyalami ummi dan menangkupkan kedua tanggannya kepada ustazd khairul.

Ummi salamah mendekat pada khayra yang menunduk.

"Khayra, nanti setelah majelis ummi bisa bicara dengan kamu nak?" Tanya salamah.

"Iya ummi" jawab khayra tersenyum memandang manik ummi salamah.
Kajian dilakukan selama setengah jam yamg diisi oleh ummi salamah dan ustazd khairul bergantian.

Tema hari ini adalah berkah dalam membangun bahtera rumah tangga. Kebanyakan santriwati yang mengikuti majelis memang sudah menikah. Hanya sekita lima orang termasuk khayra yamg memang belum menikah. Khayra mendengarkan setiap penjelasan dengan sangat khidmat. Sesekali ia tersenyum memikirkan bagaimana nikmat Allah yang begitu indah diberikan kepada manusia lewat jalinan tali suci pernikahan.

Hari semakin sore, Ummi salamah menutup kajian dengan doa dan shalawat nabi. Setelah selesai mengikuti kajian khayra menunggu ummi salamah di teras masjid yang menghadap pada tanaman bunga. Tiba-tiba dering ponsel khayra berbunyi menampilkan nama panggilan dari Arfan. Khayra sontak terkejut karena selama ini khayra tak pernah mendapat panggilan telepon dari papanya hanya khayra sangat ingin menyimpan nomor ponsel milik papanya itu.

Assalamauailakum pa

(Kamu dimana nak?)

Khayra di masjid pa tengah mengikuti kajian mingguan

(Nanti selepas maghrib keluarga didit akan datang kerumah. Usahakan kamu sudah dirumah selepas maghrib)

Iya pa. InshaAllah khay langsung pulang setelah menemui ustadzah khayra dulu.

(Ok. Papa tunggu dirumah)

Arfan menutup pembicaraan sedangkan khayra tetap pada posisi ponsel ditelinga kanannya dan mengucapkan salam penutup. Matanya berlinang. "Papa telah berubah" batinnya.

Hati khayra terasa sejuk seperti ada air dingin di dadanya. Itu merupakan pembicaraan singkat melalui panggilan yang diterima oleh seorang ayah kepada putrinya. Selama ini Arfan memang tidak pernah berbicara maupun menelepon khayra. Khayra yang mengerti kondisi ayahnya hanya bisa menunggu takdir tuhan untuk meluluhkan hati ayahnya. Kali ini merupakan waktu yang Allah berikan untuknya meluluhkan hati ayahnya lewat perjodohannya dengan raditya.

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang