Jika waktu bisa menarikku kembali
Menikmati kebahagiaan yang terlewatkan
Bersamanya dan dengannya
Aku rela
Tapi jika waktu terus berjalan melewati ku
Tak bisa menarikku kembali
Meninggalkan kebahagiaan yang mungkin terlewatkan
Aku ikhlas
Aku ridho
Mungkin ini memang jalan takdirku
Tak dicintai maupun diinginkan
Biarlah aku terbang bersama kenangan yang terlewatkan itu
Membawa duka dan meninggalkan suka
Aku disni
Aku akan pergi*~Khayra Ar-Arfan~*
Khayra melanjutkan kerjaannya yang tertunda untuk memeriksa tugas mahasiswanya. Akhir semester akan tiba dalam 3 minggu ke depan. Pada saat-saat seperti ini khayra pasti akan sangat sibuk terlebih lagi kerjaan magangnya di kantor Rama.
Brukk...
Khayra terjatuh lemas di lantai kamar dengan berpegang pada meja kerjanya. Tangannya bergetar. Kepalanya berdenyut hebat tak terkendali.
Khayra menengadahkan wajahnya. Melihat kerudung instan yang ia kenakan telah bercecer darah. Ia mengelap hidungnya yang baru saja menggeluarkan darah segar. Ia merangkak berjalan menuju toilet kamarnya.
Ruang kamarnya yang tak terlalu besar memudahkannya untuk cepat samapi ke toilet walau dengan merangkak perlahan. Ia membasuh hidungnya dengan air dan kain untuk mengelap. Pengeluaran darah tak kunjung berhenti dari hidungnya.
"Astagfirullah" batinnya.
Ia menengadahkan kembali kepalanya ke atas berharap darah yamg keluar dapat berhenti. Ia menahan sakit kepala hingga akhirnya ia pingsan.
Selang beberapa jam khayra terbangun dari pingsannya. Ia melihat sekitar dengan pandangan kabur. Ia sadar tengah berada di toilet. Baju yang ia kenakan basah.
Kepalanya tak sesakit sebelumnya. Darah dari hidungnya telah berhenti. Ia bangkit untuk mengganti baju.
"Ya Allah, apa yang terjadi padaku"
Ia menyalakan kran air dan mengambil wudhu. Mengadu kepada Rabb-nya adalah pelampiasan hatinya. Setitik demi setitik air mata keluar dari pelupuk matanya sembari berdoa.
*******
Beberapa jam sebelumnya di rumah keluarga Rasyid
Suasana hening menunggu pengakuan dari Radit.
"Abi tau kamu selama ini tetap menjaga khay walaupun kamu tidak berada di dekatnya"
Radit hanya menundukkan kepalanya. Kedua tangannya di dekap oleh ummi yang disebelahnya.
"Abi dan ummi hanya ingin mengetahui isi hati mu, nak. Umurmu sudah lebih dari cukup untuk memiliki seorang istri. Apakah kamu mau jika ummi dan abi tidak sempat melihatmu menikah nanti?"
"Bukan begitu abi, ummi. Didit hanya ingin menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan perihal hal ini kepada abi dan ummi"
"Tidak baik nak, menunda-nunda waktu" sahut ummi.
"Sebenarnya didit.. didit sudah lama memendam rasa ini mi. Didit ingin melindunginya. Didit tau kejadian apa saja yang ia alami selama ini"
Ummi dan abi tersenyum saling memandang.
![](https://img.wattpad.com/cover/199051786-288-k206569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Khayra
SpiritualKhayra Ar-Arfan. Seorang gadis yang memiliki paras cantik dan cerdas memiliki kehidupan yang amat rumit. Hari-harinya selalu diliputi oleh kesedihan yang menyakitkan. Penghalang kehidupan ialah sebuah ujian yang harus di hadapinya. Terlebih Ayah kan...