Rasa ini

10 2 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Hari demi hari ku lalui tanpa dirinya
Perlahan tapi pasti aku selalu memikirkannya
Saat ia disini semuanya begitu jelas
Keadaanku, hatiku, ragaku bahkan jiwaku tak bisa membohongiku
Aku menginginkannya menjadi milikku
Mungkin aku harus berdoa
Agar Tuhan membuat dirinya untukku
Mungkin aku harus bersabar
Mencoba membuatnya melihat pada diriku

*~M. Faiz Al-Makki*~

Waktu berlalu begitu cepat, meninggalkan gelap berselimut terang. Perlahan fajar mulai menampakkan cahayanya. Embun pagi masih perlahan mulai menghilang dari rerumputan.

Radit yang semalaman tak bisa tidur terus memikirkan keadaan khayra. Walau ia mengetahui khayra saat ini sudah berada di rumah tapi masih ada sirat kekhawatiran di dalam hatinya. Lepas menjalankan ibadah shubuh, radit beranjak dari sajadah menuju balkon kamarnya. Ia membuka tirai perlahan yang berhadapan langsung dengan balkon di rumah rama.

Radit terkejut ketika melihat balkon diseberang sana. Radit melihat wajah sayu gadis dengan khimarnya menengadah ke langit dengan tatapan kosong. Gadis yang ditatap tak sadar bahwa dirinya sedang di tatap.
Radit duduk di jendela balkonnya menatap mata sayu diseberang sana. Seketika radit merasa ingin memeluk dalam tak ingin melihatnya sedih.

"Apa yang sedang dipikirkannya?" Batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang sedang dipikirkannya?" Batinnya.

Perlahan khayra meninggalkan balkon tersebut dan beranjak pergi. Setahu radit, disana bukanlah kamar khayra. Itu adalah kamar tamu. Tapi ia tak menghiraukannya. Radit ingin mencari tahu apa yang tengah dirisaukan oleh gadis impiannya itu.
Radit bersiap karena hari ini ia harus mengajar.

******

Khayra saat ini tengah berada di ruang dosen. Jam menunjukkan pukul 8 tepat. Ia beranjak dari duduknya dan mengambil beberapa berkas hasil ujian mahasiswanya untuk dibagikan.

Khayra berbalik meninggalkan ruangan.

Brukkk...

Khayra terduduk dan berkas yang berada di genggamannya tadi terjatuh ke lantai. Orang yamg di tabrak masih berdiri di hadapannya.

"Ya Allah khay.. sorry-sorry, mas gak sengaja nabrak kamu"

Khayra menengadah melihat asal suara dan kembali menunduk.

"Tak apa mas, salah saya yang tak melihat jalan" jawabnya sambil memungut beberapa berkas yang jatuh ke lantai.

Radit ikut membantu khayra mengumpulkan berkasnya yang jatuh. Khayra langsung beranjak setelah memungut semua berkasnya dan berkas yang berada di tangat radit.

"Afwan mas, saya permisi dulu. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam khay" radit menjawab dengan senyum di bibirnya.

"Aku harap khay akan baca itu" batinnya.

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang