Kehilanganmu

13 1 4
                                    

Jika ini memang jalanku
Aku akan menjalani semampuku
Berjalan dan bertahan

~Khayra Ar-Arfan~

-----------------------------------------------------------

Udara sore mulai terasa dingin menusuk. Senja mulai memancarkan kuning keemasannya memperlihatkan keagungan Tuhan yang menciptakannya. Seorang gadis masih terus berjalan diantara bayang-bayang emas itu. Matanya nanar memandang lurus yamg bertatap kosong. Banyak yang meliriknya tapi enggan mendekati. Ia terus berjalan hingga sampai kumandang adzan maghrib menggema di pelataran jalan. Memenuhi rongga bumi menggema mengagungkan ke-Esaannya.

Khayra tersentak lantas mendekati masjid yang berada di sebelah kirinya. Kini ia tak tau harus kemana lagi. Mengadu kepada sang khalik adalah langkah yang tepat untuk meminta solusi dari masalahnya ini. Khayra masuki masji dan berjalan menuju tempat wudhu seraya mengambil wudhu membersihkan diri dari najis kecil.

Khayra shalat mengikuti imam masjid yang bersuara merdu. Lantunan ayat demi ayat di lafalkan oleh imam. Siapapun yang mendengar pasti akan bergetar hatinya.

Kini khayra telah duduk dan bersimpuh di hadapan sajadah mengangkat tangan mencurahkan isi hatinya. Ia terus melafalkan asma Allah dengan memuju dan mengagungkan-Nya. Ia pasrah entah apa yang akan dilaluinya sesudah ini.

Setelah lama khayra berdoa, ia bangkit dan berjalan di teras rumahnya. Ia hendak menuju ke broker rahasianya. Broker rahasianya itu berisi data penting khayra. Mulai dari tabungan beasiswa, ijazah dan lainnya. Khayra tak berani menyimpannya dirumah. Ia merasa aman jika menyimpan data penting itu di suatu tempat yang menurutnya aman.

Khayra duduk sejenak di teras masjid sambil menatap kakinya yamg sedikit terluka. Ia tak memiliki apapun selain di tubuhnya selain pakaian dan sandal yang ia kenakan. Seperti kata ayahnya yang mengusirnya tanpa membawa sehelai benang pun kecuali yang berada di tubuhnya.

Perut khayra berbunyi. Menandakan ia mulai lapar. Sejak kejadiam terjatuhnya clara, khayra memang memang belum makam sesuap nasi pun.

Khayra menahan pedih perutnya. Tiba-tiba kepalanya mulai sakit. Sakit yang biasa ia rasakan jika penyakitnya kambuh. Di sela-sela sakitnya mata khayra mulai remang. Sesaat kemudian khayra terjatuh tak sadarkan diri. Tubuhnya ditamgkan oleh seorang wanita paruh baya yang berada tak jauh dari khayra.

"Astagfurullah..." Ucap wanita itu.

*******

Mata khayra perlahan terbuka. Ia mengucek-ngucek matanya perlahan. Kepalanya masih berdenyut tapi tak seberapa dibandingkan sebelumnya. Khayra mengamati sekelilingnya. Ia merasa bingung dan resah karena mengkhawatirkan dirinya yang tak tahu berada dimana. Khayra bangkit dan tak lama terdengar suara lembut menyejukkan dari balik pintu kamar yang terbuka.

"Alhamdulillah nak, kamu sidah sadar" ucap wanita itu.

Khayra tersenyum lembut padanya.
"Maaf bu, saya berada dimana?" Tanya khayra sembari mencoba untuk bangkit.

Wanita itu membantu khayra bangkit dan duduk diranjang.

"Kamu sekarang berada di pesantren Al-Ikhlas nak. Tadi di masjid kamu pingsan nak. Ibu dan anak ibu maira membantumu membawamu kesini" jelasnya lembut.

"Terima kasih bu, telah membantu saya. Maafkan saya merepotkan ibu" ucap khayra tersenyum.
Wanita itu tersenyum dan mengangguk.

"Maaf nak, kamu tinggal dimana?"
Khayra tak menjawab.

Wanita itu mengangguk ketika melihat perubahan wajah khayra yang berubah menjadi sedih dan murung.

"Apakah kamu memiliki tempat tujuan nak?"

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang