Kisahnya

8 2 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Betapa beruntungnya aku, andaikan aku bisa memilikimu

M. Faiz Al Makki

______________________________________

Malam itu rama gelisah dalam tidurnya. Ia membalik-balikkan badannya dengan resah. Rama bermimpin sakinah masih disampingnya. Mengenggam erat tangannya dan tersenyum dengan manis pada rama. Gamis putih yang digunakan sakinah masih melambai-lambai tertiup angin yang menambah kesan cantiknya.

"Bidadariku.. aku mohon jangan tinggalkan aku sendiri disini" ucapnya sambil mengenggam erat tangan sakinah.

Sakinah tersenyum, ia tak menjawab.
Mereka berdua menyusuri jalan setapak yang penuh dengan bunga bermekaran. Di penghujung jalan terlihat danau yang indah dan tenang.
Terdengar sayup-sayup kicauan burung disekitarnya menambah kesan keromantisan mereka.

Sakinah memeluk erat rama.

"Terima kasih" ucapnya lembut di telinga rama.

Rama meneteskan air mata hingga ia terbangun terkejut dari mimpinya yang diakhiri dengan sakinah menghilang dari pelukannya.

Clara terkejut akan jeritan rama memanggil nama sakinah di mimpinya. Ia jengkel dengan ulah suami keduanys ini.

"Pah.. papa kenapa sih? Manggil-manggil nama orang yang udah mati" cetusnya.

Rama mengelap keringat yang bercucuran di dahinya. Ia masih mengenang kejadian sebelumnya dengan mata yang masih tertutup. Jantung rama berdetak kencang. Ia mencoba untuk mengatur nafasnya perlahan.

"Is papah ni. Mama tanya kenapa papa manggil nama orang yang udah mati? Kupain lah pah. Ada mama uang selalu dan selamanya menemani papa" keluhnya.

Rama bangkin dari ranjangnya. Ia melirik pads jam dinding dihadapannya yang menunjukkan pukul 2 dinihari. Rama tak memerdulikan celotehan clara yamg membuatnya meringgis di hati. Rama bangkit dan segera menuju toilet untuk berwudhu dan mengerjakan shalat di sepertiga malamnya.

Dalam doa dan sujudnya nama sakinah terus diulangnya. Tak lupa nama buah hatinya bersama sakinah juga disebutnya.ohon pertolongan dari Allah untuk melindungi keluarganya. Rama kembali meneteskan air mata mengingat ucapan yang dibisikkan oleh sakinah di telinganya.

Sebelumnya rama tak pernah bermimpi tentang sakinah. Itu pun terakhir ketika sakinah baru saja meninggal. Tapi sekarang sakinah muncul di mimpinya dengan keadaan terindah dari dirinya dan mengucapkan terima kasih untuknya. Apakah dengan meupakan emosi yang selama ini mnegerogoti hati dan pikirannya terhadap putri kecilnya itu nembuat rama tenang dan sakinah bahagia.

Rama tersenyum. Mungkin benar, selama ini ia telah banyak berbuat salah pada khayra dan sakinah istrinya.

"Sayang.. aku sadar apa yang kulakukan selama ini adalah salah. Maafkan aku. Aku akan jadi papa yang baik untuk anak kita. Sekarang bahagialah kamu di sana. Tunggu aku" batinnya sembari mengusap bulir air mata yang membasahi pelipis matanya.

*******

Khayra meninggalkan kampus lebih cepat dari biasanya. Khayra hendak ke perpustakaan mencari beberapa referensi untuk disertasinya tentang teknologi terapan yang terbaharui. Khayra sedikit pusing sedari tadi ketika mengajar.

Ia memijit pelipisnya dan bergegas menuju ke ruang dosen untuk mengambil tasnya. Khayra sedikit melirik pada meja radit yang terlihat kosong. Entah mengapa setiap ia melihat atau memikirkan sesuatu tentang radit, hato kecilnya terasa seperti tergelitik geli mengingat sedikit kenangannya yang tersisa ketika kecil dulu.

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang