Pilihan Faiz

9 1 2
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Jika hati ini meminta pada kebaikan lantas apalagi yang kau takutkan
Segera lakukan sebelum ia menjadi milik orang lain

M. Faiz Al Makki
_____________________________________

Sudah sejam lebih khayra terlelap dalam tidurnya. Pinem tak beranjak sedikit pun dari duduknya terus memperhatikan khayra yang berwajah pucat. Khayra mengerjapkan matanya perlahan-lahan membuka menampilkan netranya yang berwarna coklat. Pinem berdiri dan mendekat pada khayra yang baru sadar dari lelapnya.

"Non khayra, apakah non khayra masih sakit?" Tanya pinem.
Khayra tersenyum simpul memperlihatkan gigi kelincinya.

"Alhamdulillah udah mendingan mbak" jawabnya tertatih.

Pinem tersenyum seraya mengucapkan hamdalah. Pinem mengambil air hangat dan membantu khayra untuk meminumnya. Khayra meneguk perlahan air hangat yang menyadarkannya ke keadaan normal.

Khayra melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Khayra beranjak ke toilet mengganti baju dan tidak mandi karena subuh tadi khayra sudah mandi. Pinem masih dalam diamnya memperhatikan nonanya itu.

"Mbak, saya udah gak papa. Mbak bisa kembali membantu bi tuti" ucap khayra menampilkan senyumnya yang indah.

Pinem mengangguk dan beranjak keluar dari kamar khayra sembari menutup pintu.

Khayra mengambil tas kerjanya dan pinsel diatas nakas kemudian berjalan melewati pantry untuk menuju ke gerbang belakang.

"Heh.. mau kemana loe?" Bentak cantika.

Khayra terkejut dan menileh dari asal suara.

"Saya mau ke kantor kak" sahut khayra yang menunduk.
"Buatkan gua coklat panas... Cepet gak pake lama" ucap cantika kasar sambil menunjuk pantry.

Khayra meletakkan tas kerjanya diatas meja dan membuatkan cantika coklat panas. Dari belakang tubuhnya khayra mendengar langkah pelan dan mengejutkan dirinya yamg tengah memegang teko yang berisi air panas. Teko itu terjatuh dan air yang berisi didalamnya mengenai tangam dan kaki khayra yang terbalut kaus kaki.

Khayra meringgis kesakitan. Dibelakangnya terdengar suara kekehan tawa. Khayra melihat kebelakang tubuhnya dimana cantika sedang tertawa bahagia. Khayra kembali pada tangannya yang perih. Segera khayra membasahi tangannya dengan air di westafel pantry.
Bi tuti yang melihat kejadian itu mendekati khayra dengan membawakan kotak p3k.

"Non.. ndak papa? Ini non diobati dulu tangannya" kata bi tuti memberikan kotak p3k kepada khayra.

Khayra melihat tangannya yang memerah. Kakinya masih merasakan sakit tapi tak seperti kesakitan pada tangannya.

Zaidan yang mendengar suara berisik mencari asal suara. Zaidan melihat teko yang tumpah dan cantika yang masih terkekeh dengan bahagia. Ia mendapati khayra di ujung ruangan dengan bi tuti yang tengah mengolesi sesuatu pada tangannya.

"Ada apa khay?" Tanya zaidan sembari memerhatikan cantika yang masih tertawa dengan tidak suka.

"Gak papa mas, bi ini udah cukup. Khay berangkat dulu mas, bi" pamit khayra.

Khayra meninggalkan zaidan yang masih bertanya-tanya dengan bi tuti di belakang zaidan.

"Bi ada apa? Kenapa tangan khay?" Tanya zaidan pada bi tuti.

"Anu tuan.. ehm.. gimana ya bilangnya" ucap bi tuti ragu.
"Gak papa bi.. ada apa?"

"Itu tuan anu.. tadi non khayra disuruh buat coklat panas dengan non cantika tapi pas dibuat dengan non khayra ehh malah non cantika ngejutin non khayra yang tengah memegang air panas. Terus jatuh tuan tekonya kena tangannya non khayra" jelas bi tuti panjang.

Tears Of KhayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang