8

996 98 15
                                    

"Sam.."

Samuel menyeka air matanya, pandangan nya masih fokus menatap batu nisan yang masih jelas tertera nama seseorang yang sangat berarti  di dalam hidupnya.

"Sam bentar lagi hujan, ayok"

Samuel hanya mengangguk lalu mengusap pelan batu nisan itu sebelum ia pergi.
wanita cantik di sampingnya itu sudah sangat terbiasa melihat pandangan seperti tadi, selama ini hampir setiap seminggu sekali Samuel selalu menyampatkan diri untuk pergi ke makam, duduk dan menangis sendirian.

"Jika dia masih hidup, dia sangat beruntung"

Samuel menoleh pada wanita itu tanpa berkata sepatah katapun.

"Dia beruntung bisa di cintai oleh lelaki seperti kamu"

"Dia sangat berarti, wajar kalau aku seperti ini"

Wanita itu mengangguk, ia sangat paham bagaimana perasaan Samuel.

"Makasih Agatha"

"untuk?"

"Makasih karena selama ini kamu udah jadi sahabat yang baik, aku ga tau nanti gimana kalau ga ada kamu"

Agatha tersenyum tipis, ia selalu merasa sesak di setiap kata sahabat yang sering di ucapkan Samuel.

"aku sekertaris kamu, kalau ga di bayar juga aku ga mau" Agatha menjulurkan lidahnya dan berlari lebih dulu menuju mobil, sedangkan Samuel hanya tertawa pelan melihat nya.

****

"Ayah, ko bisa gini sih" Tiara yang baru saja masuk langsung menatap khawatir pada Adrian yang sedang terbaring dengan perban di kaki dan tangan nya.

"Ayah baik-baik aja, ini paling bentar lagi sembuh"

"Selalu buat Titi khawatir, kenapa sih? nurut dong Yah"

Genangan air di pelupuk matanya sangat terlihat, Adrian hanya tersenyum menatap putrinya yang selalu menatapnya penuh khawatir.
Adrian bisa memaklumi sikap Tiara yang selalu dihantui rasa takut kehilangan.

"Kejadian nya gimna sampai Ayah bisa kayak gini?" Kini Anrez bertanya, ia pun sama khawatirnya pada Ayah mertuanya itu, Namun bukan menjawab, Adrian justru terdiam, ia kembali teringat saat itu Bayu langsung berlari ketika melihatnya hingga akhirnya Adrian yang mengejar dan tak hati-hati langsung tertabrak oleh pengendara motor.

"biasa Rez, lagi nyembrang eh Ayah ga hati-hati" jawab Adrian di selingi dengan tawanya.

Tiba-tiba handphone Tiara berdering dan tertera nama Ziva di sana.

"Titi angkat dulu ya" ucap Tiara lalu pergi keluar sedangkan Anrez hanya mengangguk lalu duduk di kursi samping Adrian.

"Rez, ayah mau minta tolong"

"iya Yah"

Adrian lalu meraih handphone nya di atas nakas, lalu terlihat seperti sedang mencari sesuatu di dalam nya.

"Nah, ini"

Anrez mendekatkan tubuhnya untuk melihat layar handphone Adrian.

"Tolong cari tau tentang lelaki ini" pinta Adrian.

"Kalau boleh tau, dia siapa yah?"

"Namanya Bayu, dia adik kandung Mamanya Lyodra"

****

"Ah bosen" Lily merentangkan tangan nya. Saat ini ia sedang duduk di atas portal sambil melihat lihat suasana jalanan yang beberapa hari ini ia tinggalkan.

Melodi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang