11

926 95 25
                                    

"kak ini murah nih"

Lily memperlihatkan jongko sayur yang terlihat lebih murah dibandingkan dengan yang lain.

"bang, lima ribu ya" ucap Lily

Tiara menyenggol pelan tangan Lily, ia merasa jika harga asalnya pun tak mahal dan tak perlu untuk di tawar lagi.

"belom bisa lah kalau segitu"

"tujuh setengah deh"

"Ly.."

"bentar kak"

"belom bisa" ucap sipenjual yang membuat Lily terlihat berpikir keras.

"terakhir nih ya, delapan ribu deh"

"ya udah deh, berapa kilo?"

Lily tersenyum senang sedangkan Tiara hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Lily memang jago dalam hal tawar menawar, berbeda dengan Tiara, bahkan sepertinya ini adalah pertamakalinya ia ke pasar untuk berbelanja.

"huh, sekarang apa-apa mahal, susah lagi di tawarnya, kak Titi sih"

"lah ko salah aku?"

"ke pasar pake baju bagus amat, pasti penjualnya ngira kita bawa duit banyak"

Tiara tertawa ringan, ia tak habis pikir dengan apa yang ada di kepala Lily.
Tiara menarik tangan Lily untuk mengikutinya, sedangkan lily hanya pasrah mengikuti kemana Tiara membawanya.

"Kita makan dulu, kamu galak kalau lagi laper" ucap Tiara dan terlihat menahan tawanya saat melihat Lily yang langsung cemberut.

"Bang, buburnya dua ya, jangan pakai kacang" ucap Tiara.

"Lyodra ga suka kacang ya?" timpal Lily yang langsung membuat Tiara tersentak kaget, bisa-bisanya ia lupa jika ia sedang bersama Lily bukan Lyodra.

"Maaf Ly, aku ganti pesanan nya ya.."

"udah ga usah, aku juga ga suka kacang ko" Lily tersenyum pada Tiara, lalu duduk menunggu pesanan datang.

"belanja banyak nih kita, kak Anrez sama Bagas pasti seneng nih nanti kita masak banyak" ucap Lily yang juga di angguki oleh Tiara.

"makasih ya" ucap Tiara yang membuat Lily langsung menoleh kearahnya.

"buat apa?"

"udah bantu aku belanja walaupun aku kaget kamu bawa aku ke pasar begini, nawarnya ga kira-kira lagi"

"intinya ya kak, kalau mereka setuju sama harga yang kita bilang berarti mereka masih dapet untung, jadi jangan ngerasa bersalah"

Tiara hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Tiba-Tiba ponsel Tiara berdering dan tertera nama Anrez di sana.

"aku angkat dulu ya"

Lily hanya mengangguk karena kini mulut nya tengah sibuk mengunyah bubur.

Lily tersenyum menatap dompet Tiara yang berada di atas meja, ia kembali teringat pertama kali ia bertemu Tiara adalah karena dompet ini, jika dompet itu bisa mendengar ingin rasanya Lily mengucapkan terimakasih karena telah membawanya pada sosok seorang Tiara.

Bruuukkk...

"Aw.."

Lily langsung beranjak saat mendengar suara rintihan Tiara dari luar.
Dan benar saja Tiara tengah merintih kesakitan dengan posisi duduk di tanah.

"makannya jangan ngalangin lo!" hardik seseorang di depan Tiara.

Lily yang melihat itu langsung geram dan menarik bahu lelaki itu.

Melodi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang