26

828 105 21
                                    

Tiara masih diam menemani Alya yang kini tengah terbaring dengan perban di bahu nya. ia sangat cemas saat ini tapi Alya sejak tadi hanya berkata jika dia baik-baik saja.

"lo kok nekat sih!" Fero yang baru saja datang langsung mencecar Alya dengan pertanyaan nya, ia juga sama khawatirnya dengan Tiara.

"lo kyak pertama kali aja liat gue gini, udahlah, ga usah lebay"

tak..

"aw, sakit bego" gerutu Alya saat kepalanya di pukul Fero dengan gulungan kertas.

"Sebenarnya ada apa? tanya Tiara, ia benar-benar tak paham dengan situasinya saat ini. Alya dan Fero terdiam, mereka hanya saling melirik dan itu membuat Tiara semakin kesal.

"Al! jawab!"

"ada orang yang mau bunuh kamu"

Tiara menutup mulutnya saat mendengar perkataan Alya, ia benar-benar terkejut dan bingung kenapa ada orang yang ingin membunuhnya.

"siapa?"

"aku yakin sama seseorang tapi aku belum punya bukti yang kuat, yang terpenting sekarang, kita harus bawa lily Ti.. dia juga terancam"

***

Agatha berjalan di sebuah rumah mewah bernuansa putih, rumah yang luas, bahkan suara langkah kakinya terasa bergema ke seluruh ruangan.

"Papa.." ucap Agatha saat melihat seorang lelaki yang tengah berdiri di depan jendela.

lelaki itu berbalik dan mendekati Agatha tapi anehnya Agatha langsung menunduk dan tak berani menatap ayahnya.

"kamu sudah lakukan perintah Papa?"

"i..iya Pa, aku sudah pastikan dia ga mendapat pekerjaan"

Plaaak..

Agatha terhempas ke lantai, ia menangis merasakan perih di pipinya. Ayah nya berjongkok dan dengan kasar menarik dagu Agatha untuk melihat kearahnya.

"terus kenapa malam ini dia dapat pekerjaan!!, kamu mau papa kembalikan ke tempat mu dulu hah!!"

"ja..jangan Pa, aku janji akan lebih awasi dia, jangan kirim aku ke tempat  itu lagi"

Agatha memohon pada ayahnya, bahkan ia bersimpuh di kaki Ayahnya.
Dengan wajah yang terlihat masih kesal, Ayahnya pergi begitu saja meninggalkan Agatha yang terus menangis.

***

"Fero akan bawa Anrez kesini" ucap Alya setelah melihat pesan dari Fero di handphone nya.
Tiara yang sejak tadi berdiri di samping jendela langsung berbalik dan menatap kearah Alya.

"tapi mertuaku.."

"sini.. aku mau nunjukin kamu sesuatu"

Tiara melangkah menghampiri Alya yang kini tengah berkutat pada laptop nya. Alya memberikan earphone nya pada Tiara.

Ryan ga bisa bawa Anrez jauh dari Tiara, mama tau kan seberapa besar cinta Anrez buat Tiara

itu ga seberapa besar dibandingkan perasaan kamu sama perempuan itu

ma...

kamu pikir mama ga tau? kenapa sih kamu ga bilang dari awal, mama ga akan pernah merestui mereka kalau tau kamu suka Tiara.

Tiara tersentak, ia tak habis pikir dengan pemikiran mertuanya, sangat jelas jika mertuanya itu lebih mementingkan Ryan daripada Anrez.

Anrez juga anak mama, harus nya mama bisa lebih seneng lihat anak mama bahagia

Melodi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang