"Bagun sayang, jangan tinggalin aku"
Tiara masih menunduk menggenggam erat tangan Anrez, hati nya tak henti menyebut nama suami nya itu.
"sayang.." Tiara menyeka air matanya saat ia merasakan jari-jari Anrez mulai bergerak, Bahkan senyuman haru langsung menghiasi wajahnya saat perlahan suaminya itu membuka mata.
Anrez masih terlihat lemah, Tiara hendak pergi memanggil dokter tapi Anrez semakin mengeratkan tangan nya sehingga Tiara tak bisa pergi.
"tetap disini" Anrez berucap lemah, Tiara hanya bisa mengangguk dan sesekali mengelus lembut wajah suaminya itu.
"aku ga akan pergi lagi, aku janji" ucap Tiara, terlihat Anrez hanya menganggukan kepalanya.
Tiara mulai bisa sedikit bernafas lega, setidaknya ini bisa membuat ia tak akan berpisah dengan Anrez.
***
Lily terpaku menatap dua pusara yang berdampingan, tertera nama Bunga dan Lyodra dari batu nisan yang kini ada dihadapan nya.
"setiap minggu gue selalu membawa bunga untuk Lyodra, dan hampir setiap hari kak Tiara juga bawa bunga lili untuk Lyodra"
"untuk menebus kesalahan nya?"
Samuel menghela nafas kasar, sepertinya Lily masih belum paham dengan situasi Tiara.
"gue mau pulang" ucap Lily.
"Ly..."
"lo ga perlu berusaha buat gue ga benci kak Tiara, lo ga usah susah-susah buat yakinin gue tentang semua kebaikan dia, bagi gue semua itu cuma masalalu yang ga perlu gue ungkit lagi, gue cuma mau ngubur semua hal tentang bokap gue, keluarganya, dan apapun yang masih ada hubungan nya dengan itu, termasuk kak Tiara"
"Tapi Ly.."
"kalau tujuan lo gini cuma mau buat gue ga benci dia, oke gue ga akan benci kak Tiara tapi biarin gue lanjutin hidup gue seperti biasanya, gue ga akan benci dia tapi gue cuma ga mau dia ada di masadepan gue"
"gimanapun juga dia itu kakak lo, lo berdua masih punya ikatan darah, lo ga bisa pergi gitu aja, lo harus tau sepeduli apa dia sama lo Ly" Samuel mulai terlihat geram, ia sangat kesal dengan sikap keras kepala wanita di hadapan nya ini.
"ga usah ikut campur urusan gue, lo ga ngerti rasanya dibuang dan hidup susah" Lily menatap tajam kearah samuel, sebelum akhirnya berbalik untuk pergi namun Samuel langsung menarik tangannya dan menatap Lily tak kalah tajam.
"setidaknya lo masih punya keluarga yang sayang sama lo, setidaknya lo bisa ngerasain gimana rasanya disayang dan hidup bebas tanpa tekanan, setidaknya lo ga pernah ngerasain hidup tanpa tujuan dan cuma bisa jadi boneka yang bisa di atur semaunya, lo cuma bisa mandang dunia dari sisi menyedihkan tanpa lo tau banyak orang yang jauh lebih sesengsara daripada lo!"
Lily tercekat, Samuel berucap dengan penuh penekanan bahkan hal yang membuatnya tak berkutik saat ia bisa dengan jelas melihat air mata yang keluar dari lelaki yang selalu terlihat hidup berkecukupan itu.
Samuel melepaskan tangan Lily, ia berbalik untuk menghapus air matanya, beberapa kali ia membuang nafasnya dengan kasar berharap sesak di dadanya dapat berkurang.
"Lyodra yang bantu gue buat jadi diri gue sendiri dan lepas dari semua hal yang jerat gue selama ini, gue cuma mau lakuin hal yang sama buat lo ly"
****
Anrez telah sepenuhnya sadar dan di saat itu juga Tiara tak pernah meninggalkan nya lebih tepatnya Anrez lah yang selalu melarangnya untuk pergi.
"aku mau ke toilet loh ini" ucap Tiara yang masih tak habis pikir karena suami nya itu tak melepaskan genggaman nya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Terindah
FanfictionWalaupun telah menikah tapi banyak hal yang masih mengganggu pikiran Tiara hingga ia mencapat titik terendah dalam hidupnya. Hingga akhirnya ia menemukan seorang anak yatim piatu dengan nama yang sama seperti sang adik yang selama ini ia rindukan. ...