9

957 100 11
                                    

"Mau kemana?"

Tiara yang tengah bersiap-siap langsung menoleh dan tersenyum pada Lily.

"kerumah sakit, Ayahku kecelakaan sekarang dia di rawat, kamu dan Bagas baik-baik ya di rumah, kalau ada apa-apa telepon aku"

Tiara menepuk pelan kepala Lily sebelum akhirnya Tiara pergi dengan tergesa.

"orang itu ga ada capenya, apa dia lupa buat jaga dirinya sendiri" gumam Lily yang mulai merasa khawatir dengan kondisi Tiara, walaupun berbalut riasan di wajahnya tapi tak bisa di tutupi jika Tiara sedang dalam keadaan kurang sehat dan itu aangat di sadari oleh Lily.

Rumah ini kembali sepi, Bagas masih betah di kamarnya dengan segudang fasilitas yang diberikan Tiara, keluarga ini benar-benar memanjakan mereka berdua.

Mata Lily menangkap beberapa potret yang tertata rapi di dalam lemari kaca, sosok Tiara yang masih mengunakan seragam sekolah ,terlihat tak banyak berubah, perlu di akui Lily jika kakak angkat nya itu tetap cantik hingga saat ini.

Tangan Lily bergerak mengambil sebuah bingkai foto yang berada di paling ujung, foto Tiara dengan seseorang yang sangat mirip dengan nya.

"Dia pasti Lyodra"

Lily melihat pantulan wajahnya di kaca, ia benar-benar mirip dengan sosok yang tengah di rangkul oleh Tiara ini.

"Takdir yang aneh, tapi Lyodra pasti sangat bahagia punya kakak sebaik kak Tiara, aku cemburu dengan masa lalunya" gumam Lily.

Braaak..

Lily terkejut saat ia tak sengaja menyenggol sebuah kotak  hingga isinya berhamburan keluar.

"Ya ampun, teledor banget sih Ly"

Dengan sedikit merintih, Lily berusaha berjongkok untuk mengambil kotak itu, sebuah kotak kayu yang berisi beberapa sobekan koran dan beberapa foto.

Pengusaha Bramantio dikabarkan meninggal dunia.

Kasus penculikan

Depresi Tiara Andini, Pewaris Tunggal Delta Grup.

Pewaris tunggal Delta Grup melakukan Percobaan bunuh diri yang ke tiga kali

Lily terkejut, semua berita di koran ini menunjukan berita tentang Tiara.

"Kak Tiara pernah Depresi?"

***

"Tiara!"

Tiara menghentikan langkah nya dan menoleh, ternyata dokter Ryan lah yang memanggilnya.

"Lama ga ketemu"

Tiara hanya tersenyum, sejujurnya ia merasa canggung saat ini.

"Sama siapa kesini?"

"Sendiri kak"

dokter Ryan hanya mengangguk dan suasana pun menjadi hening hingga mereka akhirnya sampai di depan ruang inap Ayahnya Tiara.

"kak.."

"iya?"

"Maafin sikap Anrez"

dokter Ryan sedikit terkejut, ia pikir jika Anrez tak mungkin berterus terang pada Tiara.

"Aku yang salah, ga seharusnya aku.."

"Tiara!"

dokter Ryan dan Tiara langsung menoleh kearah Anrez yang kini tengah berjalan menghampiri mereka  berdua.

"Kamu lagi ngapain sama dia?" tanya Anrez yang langsung menarik tangan Tiara untuk memberi jarak antara dia dan dokter Ryan.

"Jangan marah sama Tiara, aku yang ajak dia ngobrol duluan"

Melodi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang