jalan kenanga no tiga dua , biasanya dia akan pulang sore hari
Alya mengetuk earphone nya saat tak terdengar lagi suara yang sejak tadi ia dengar, ia terlihat berfikir keras.
"itu alamat rumah Anrez dan Tiara" gumam Alya. ia meraih ponselnya dan mencari nama Tiara disana.
"halo Al"
"ah Ti, kamu dimana sekarang?"
"aku di rumah sakit, ada apa?"
Alya menghela nafas lega, setidaknya ia merasa Tiara akan aman jika berada di rumah sakit.
"Al..?"
"eh iya, kamu jangan dulu pulang ya Ti" ucapan itu langsung keluar begitu saja dari mulut Alya.
"kenapa?"
"ng.. kamu harus nemenin Anrez, jadi kalau kamu perlu sesuatu bilang aku aja" ucap Alya.
"oke, makasih ya Al"
sambungan telepon pun berhenti, Alya menarik nafas dalam, ia memandang serius papan besar yang penuh dengan nama-nama yang telah di coret nya kecuali satu nama yang kini membuatnya harus berhati-hati.
***
"om.."
Bayu yang tengah duduk santai langsung menatap kearah Lily, keningnya berkerut saat melihat Lily yang terlihat tidak seperti biasanya.
"kenapa?"
"Lily punya saudara kembar tapi kenapa cuma Lily yang di buang"
Bayu terdiam, ia sedikit membenarkan duduk nya dan menatap serius kearah keponakan nya itu.
"buat apa lo tanya-tanya tentang itu? udahlah jalani aja hidup lo yang sekarang"
"Lily berhak tau om, rasanya semua ga adil buat Lily"
Air mata Lily nampak sudah menggenang dipelupuk matanya, lily bukan anak yang cengeng tapi ia bisa dengan mudah menangis jika itu menyangkut masalalu pahitnya.
"semua orang-orang itu ga tau kalau Bunga punya anak kembar, lo lahir lebih dulu dari kembaran lo dan langsung gue bawa, Bramantio pikir gue nipu, itu yang ngbuat gue pergi jauh buat besarin lo"
lily menahan sesak di dadanya, ia jadi berfikir jika adiknya pasti tersiksa selama ini.
"udah sana, lebih baik lo cari kerja lagi, kita masih perlu duit banyak buat beli obat nya Bagas"
kali ini Lily tak melawan, ia pergi walaupun tak tau akan kemana.
dipikiran nya penuh dengan dugaan-dugaan yang menimpa adik nya selama ini."aku harus kemana?" gumam Lily, ia terlihat sangat lesu, masalalu nya yang terungkap membuat Lily tak lagi bersemangat menjalani hari-harinya.
Lily menghentikan langkahnya saat seorang pria terlihat marah sambil berbicara dengan seseorang lewat telepon.
"loh ko bisa ga datang, aduh gimana sih, saya ga mau tau.. secepatnya kamu harus dapat penyanyi pengganti untuk cafe saya"
Mata Lily berhinar, sepertinya ini bisa jadi peluang yang besar untuk nya.
"Maaf pak, bapak lagi cari penyanyi cafe?" ucap Lily yang berusaha memberanikan diri.
"memangnya kamu bisa nyanyi?"
lelaki itu memperhatikan Lily dengan teliti, Lily sebenarnya risih tapi saat ini ia benar-benar harus menurunkan egonya demi sebuah pekerjaan.
"ya udah, nanti malam datang ke sini" ucap lelaki itu lalu memberikan sebuah kartu nama pada Lily.
"terimakasih banyak pak, terimakasih" ucap Lily, ia terlihat sangat senang saat ini, bahkan ia tak henti menatap kartu nama pemberian lelaki tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Terindah
FanfictionWalaupun telah menikah tapi banyak hal yang masih mengganggu pikiran Tiara hingga ia mencapat titik terendah dalam hidupnya. Hingga akhirnya ia menemukan seorang anak yatim piatu dengan nama yang sama seperti sang adik yang selama ini ia rindukan. ...