29

981 121 34
                                    

Alya membuka matanya, kini tak ada Bayu ataupun ajudan-ajudan nya, yang ada hanya tubuhnya yang masih terikat dan Andrian yang masih menunduk di hadapan nya.

Alya mencoba menggerakan tubuhnya namun pergelangan dan kaki nya terasa perih, ia menunduk melihat tali yang terikat kuat telah menggesek permukaan kulitnya semakin ia bergerak maka tali itu semakin dalam menggesek kulitnya.

"kamu salah menilai lawan mu nak"

Alya mendongkakkan kepalanya melihat Adrian yang masih menunduk dengan tangan yang masih terikat, kemeja putihnya nyaris berubah menjadi merah.

"aku yakin kita bisa keluar"

Begitulah Alya, ia selalu yakin dengan setiap keputusan nya.

"aku lebih memilih mati di tangan nya, ini belum seberapa sakitnya dibandingkan melihat anak-anakku menderita"

Alya terhentak, rasanya seperti ada ribuan batu yang menghujam hatinya.

Ayaaahh!!!

yang kamu harus lakukan hanya diam dan jangan melawan nak, Ayah lebih memilih mati daripada melihatmu menderita

Ayaah!!

Nafas Alya memburu, ingatan yang dulu telah ia kubur kini kembali bermunculan, air matanya tak terbendung lagi, ia melupakan rasa sakit di tubuhnya, dengan sisa tenaga yang ia punya ia menggerakan tubuhnya, bergeser sedikit demi sedikit untuk meraih pisau yang tertancap di kursi tadi.

Adrian hanya memperhatikan nya dengan tatapan nya yang lemah, di umurnya yang sudah tak muda lagi, tenaga nya telah habis untuk sekedar bergerak.

Alya berhasil mencabut pisau itu dengan tangan nya yang masih terikat kebelakang.
Sekuat apapun ia mencoba menahan rasa sakitnya tubuhnya tak bisa menyembunyikan itu, jari-jari nya bergetar hebat saat berusaha memotong tali yang mengikat tangan nya, bahkan tak jarang pisau itu meleset menggores kulit nya.

ayah lihat! aku gambar kelinci

bagus nak!! lihat.. ayah gambar kucing..

itu lebih mirip Ayam yah..

hahahaha...

ayah mau kemana?

jangan ikuti Ayah, kalau kamu degar suara bising tutup teligamu seperti ini.. oke..

aku takut...

apapun yang kamu dengar nanti, jangan keluar nak, tetap sembunyi disini..

"aaarrrgghhh!!"

Tali di tangan nya pun terputus, Alya langsung melepas seluruh tali di tubuhnya. ia langsung berusaha menghampiri Adrian namun beberapa kali ia terjatuh karena kakinya yang terluka.

"kenapa ga bisa berhenti sih!!" Alya kesal dan terus menghapus air matanya yang tak berhenti keluar hingga akhirnya ia pun dapat melepas semua ikatan Adrian.
Namun Adrian hanya terdiam bahkan ia menahan kakinya untuk melangkah saat Alya hendak membawanya pergi.

"kenapa?"

Alya menatap tak percaya pada seseorang di hadapan nya ini.

"aku akan semakin membuat anakku menderita jika aku pergi"

Alya terlihat geram, ia langsung mencengkram kemeja Adrian, tak peduli jika lelaki dihadapan nya ini lebih tua darinya.

"Bodoh! Anda seharusnya pergi melindungi anak-anak Anda daripada jadi pecundang seperti ini!!"

Adrian masih terdiam namun sangat jelas terlihat jika air matanya menetes.

"aku tau bagaimana rasanya kehilangan seorang ayah, aku tau bagaimana menderitanya melihat jasad Ayah tergeletak di depan mataku sendiri dan Aku paham seberapa besar penyesalanku karena saat itu aku hanya diam. tolong.. jangan hanya diam, aku ga mau Tiara atau Lily merasakan apa yang aku rasakan"

Melodi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang