16

867 104 29
                                    

"aku udah bahagia dan aku harap kamu juga bahagia"

Anrez memandang sendu pada wanita dihadapan nya ini.
Tiara masih terdiam, hatinya masih perih saat mendengar apa yang Anrez ucapkan tadi.

"Kenapa diam? bukanya ini yang kamu minta dari aku? kamu mau pisah dari aku kan?"

Tiara menggigit bibir nya, berharap itu bisa menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Aku pamit Tiara.."

"Enggak!!"

Tiara terbangun dari tidurnya, peluhnya bercucuran bahkan nafas nya masih terengah-engah.

"Ya Tuhan, cuma mimpi"

Tangan nya sengaja menopang kepalanya yang terasa berdenyut, akhir-akhir ini ia selalu bermimpi buruk.

Tiara memilih untuk keluar dari kamarnya, yang terlintas di kepalanya saat ini hanyalah nama Lily.
Dan kebetulan Lily juga keluar dari kamarnya bersamaan dengan Tiara.

"loh kak Titi belum ti.."

Ucapan Lily terhenti saat Tiara langsung memeluknya, timbul rasa khawatir di pikiran Lily saat ini.

"kenapa?" Lily berucap lembut, tak tega rasanya melihat Tiara terus menerus menangis seperti ini, tapi tiara masih bungkam, ia hanya mengeratkan pelukan nya di tubuh Lily seakan sedang meluapkan apa yang selalu mengganjal di pikiran nya.

"aku harus apa supaya kak Tiara ga terus-terusan seperti ini?"

Lily berucap lirih, sakit rasanya melihat orang yang di sayang nya seperti ini.

Sementara itu Alya yang hendak mengambil minum langsung terhenti dan bersembunyi di balik tembok.
Hatinya kembali merasa bersalah, terlebih lagi ia tahu kehadiran Tiara di kantor Anrez saat ia nekat mencium mantan kekasihnya itu.

"Aku selalu berharap kamu benar-benar adik ku" ucap Tiara.

"saat ini aku memang adik kak Titi kan" Lily tersenyum hangat pada Tiara.

"aku dan Lyodra lahir dari rahim yang berbeda tapi kami punya ikatan yang kuat dari ayah yang sama, aku selalu berharap.."

"kak.. fokus sama apa yang kakak punya saat ini, jangan pernah ungkit apapun lagi dari masalalu kakak"

"Tapi Ly.."

"udah.. ayo tidur lagi, kalau kakak masih belum tenang, tidur bareng aku sama Bagas yuk, kasurnya masih muat kok" ucap Lily

Tiara hanya tersenyum dan mengangguk, mungkin benar perkataan lily, tak perlu ia berharap banyak bahwa Lily adalah adik nya sedangkan saat ini ia selalu bersama Lily dalam keadaan apapun.

Setelah Tiara dan Lily masuk kamar, Alya masih terdiam, satu hal yang disadari oleh nya, jika Tiara pun menaruh curiga bahwa Lily masih ada ikatan saudara dengan nya.

"aku akan bantu kamu Tiara, setidaknya itu yang bisa aku lakukan sebagai permintaan maaf"

***

Alya menatap lelah pada tumpukan file yang cukup berserakan di meja kerja nya. Ia masih mencoba mencari fakta tentang hubungan Lily dan keluarga Tiara, walaupun sampai saat ini ia belum menemukan titik terang.

Alya menoleh saat ponselnya bergetar , tanda ada pesan masuk.
Entah apa pesan dari seseorang itu hingga Alya langsung meraih kunci mobilnya dan pergi keluar dengan tergesa.

Alya menepikan mobilnya di parkiran kantor polisi dan tanpa berlama-lama ia langsung bergegas menemui seseorang yang tadi memberinya pesan.

"eeett.. hati-hati dong Al" ucap seorang polisi yang tak lain adalah orang yang tadi memberi pesan pada Alya.

Melodi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang