Siapa sangka wajah ayu nan kaku yang ia miliki ternyata topeng penutup ribuan diksi luka. Namanya 'Alkena' sebuah definisi kuat layaknya ikatan rangkap.
Dihancurkan keluarga, teman dan cinta. Masa-masa SMK yang kelam harus ia lalui dengan berbagai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Setiap masalah pasti ada urutan langkah-langkah penyelesaian yang disusun secara sistematis dan logis."
⏲️°°°⏲️
Alkana dan Alkuna tertawa renyah saat mendengar keputusan Alkena. Mereka merasa miris karena Alkena masuk SMK, pandangan mereka terus mengarah pada persepsi tak akan mendapatkan pekerjaan layak setelah lulus nantinya.
"Yakin mau masuk SMK? Soal SBMPTN itu kebanyakan dari pelajaran SMA benar gak Kak Kan?" Alkuna menyindir halus.
"Orang bodoh mau kuliah? Emang otaknya sampai yang ada stres nanti!" jawab Alkana, lalu tersenyum meremehkan.
"Albert Einstein berkata lebih penting menjadi manusia yang berguna dari pada menjadi manusia yang sukses, apa salah saya masuk SMK ? Apa kalian saya rugikan disini ? Saya tau kalian pintar tidak perlu dijelaskan!" tutur Alkena seraya melangkahkan kakinya mengambil tas sekolah.
Balasan itu membuat Alkuna semakin memanas. Dengan cepat Alkuna bersuara lagi, "Udah tau bego masih aja belagu!"
Demi apa pun Alkena tak peduli lagi dengan pandangan negatif yang mereka berikan. Kini Alkena menoleh beralih menatap Alkana dan Alkuna mengerjapkan matanya lalu menggeleng pelan.
Decakan sebal terdengar di pendengarannya. Sudahlah tak ada gunanya meladeni mereka berangkat sekolah jauh lebih penting.
Alkena menikmati perjalanan ke sekolahnya, keadaan masih sepi ia datang terlalu pagi, dengan langkah berirama ia menyusuri koridor berlanjut menaiki tangga, kericuhan di rumahnya cukup membuatnya capek hati berharap ada hal yang membuat hatinya tenteram disini.
"Hari Jumat waktunya kas, jangan bon jangan banyak alasan!" Elvan masih saja setia menagih uang kas setelah penetapan pengurus kelas.
Walaupun Elvan anak laki-laki namun sangat bisa di andalkan dalam urusan perbendaharaan, skill menghitung nya juga oke tapi bisa-bisanya ia salah jurusan. Mungkin Akutansi atau Perbankan syariah jauh lebih cocok.
"Gak ada duit," jawab Alkena lalu tidur lagi .
"Lima belas ribu apa susahnya sih!" sengit Elvan.
"Oke, kas diskon 50% kalo lo bisa jawab pertanyaan gue, satu soal benar gue bayar setengahnya, dua soal benar semua kas gue yang tanggung," tawar Elvan mencari cara penagihan yang menarik, walaupun dia tahu Alkena akan kesulitan untuk menjawab.
"Pertanyaan ke-satu, apa yang melatarbelakangi timbulnya logika dan algoritma?" ucap Elvan berharap pertanyaannya mudah dijawab.
Benar saja batin Alkena, Elvan akan menguji otaknya hanya untuk membayar kas.
![Rustic Jam [END]](https://img.wattpad.com/cover/234591053-64-k590850.jpg)