⏲️|25.| Jalan Masih Buntu ⏲️

675 173 60
                                    

🎼 Hadapi Dengan Senyuman🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Jangan pernah berhenti berjuang selama kau belum sampai pada titik yang paling di inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah berhenti berjuang selama kau belum sampai pada titik yang paling di inginkan. Karena manusia berhak membahagiakan hidupnya."

⏲️°°°⏲️

"Apa-apaan lo berdua?" teriak Ansel tak terima.

Dheto dan Alkuna tiba-tiba saja mengehentikan motor di depan warung Mak Sri. Hitung-hitung atraksi di depan mantan. Astaghfirullah gak boleh pamer! Tapi mata Ansel semakin memincing dengan tajam.

"Oalah si human singkong sama Ayam Kalkun mau minta maaf? Gue tetep kagak peduli!" sentak Ansel lagi.

"Human songong Sel!" ralat Elvan.

"Ehh Ansel sekarang lo ngaku aja sama gue! Bingung gue kenapa lo harus repot-repot bantu Alkena, jangan-jangan lo naksir sama Kakak gue?" tanya Alkuna tanpa basa-basi.

"Jaga lambe you Ayam Kalkun! Bilang aja lo belum ikhlas gue putusin secara tidak hormat!" wajah Ansel sedikit mendongak angkuh.

"Gue yang minta putus! Pikun?"

Lelaki itu langsung duduk tanpa permisi membuat mata Ansel dan Elvan membulat. Astaga ini Alterio sama Inggit kemana, Ansel tak yakin menghadapi dua orang antagonis ini.

"Ngapain lo duduk? Ini kursi khususon buat orang berakhlak mulia! Dan gue rasa dosa lo udah terlalu banyak mending lo pulang cuci kaki terus minum susu bobo malam!" Elvan menarik Dheto agar berdiri menjauh.

Orang seperti Dheto tak layak untuk bersanding dengan anak-anak REAM. Apalagi ini tempat kekuasaan mereka. Tolong di garis bawahi warung Mak Sri adalah tempat kumpul anak REAM. Setuju tidak setuju!

Alkuna semakin tak terima, "Yang jelas standar main kalian itu 0% gak ngotak!"

"Ohh gue ngerti sekarang. Lo takut kalah sama permainan lo ciptain sendiri kan? Senjata makan tuan!" Ansel berdiri mendekati Alkuna.

"Hello!!! Lo pikir kemampuan lo sepadan? Kayaknya gue perlu jelasin cara main kita deh! Secara lo masih orang awam disini!" Alkuna melipat tangan di dada.

Adu mulut antara mereka belum selesai semakin memanas sampai akhirnya kedatangan Inggit membuat mereka berhenti. Dahsyat sekali pengaruhnya.
Dheto pun sama, awalnya berani-berani saja melontarkan kalimat-kalimat sombong tapi saat Inggit datang nyalinya semakin ciut. Inggit termasuk dalam daftar orang yang Dheto takuti. Mengapa?

"Sini ngomong! Takut kan lo?" Ansel melontar pertanyaan yang membuat Alkuna dan Dheto menelan ludah gugup.

Baru menatap santai saja sudah memberikan aura yang tak main-main. Dheto tak bisa mengimbangi peforma Inggit. Ini hanya akan menjadi kekalahan mutlak untuknya.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang