⏲️| 31.| Cepat Pulih Sayang ⏲️

640 134 116
                                    

🎼Lekas Pulih - Fiersa Besari🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Jikalau ragamu dihantam kerasnya dunia, jiwamu diremukkan sangkala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jikalau ragamu dihantam kerasnya dunia, jiwamu diremukkan sangkala. Ayo putar balik stir hidupmu ada kalanya kamu diposisi rehat untuk pulih."

⏲️°°°⏲️

Alkena kembali menguatkan hati, melangkah kecil dengan genggaman erat dari tangan besar membuat rasa resah kian berkurang. Yang pasti kehadirannya untuk pulang nanti akan menimbulkan pro-kontra.

"Ayo masuk Wa, tenang aja ada Abang!" Alkana membuka kenop pintu perlahan.

Di sofa Alkuna sedang bermalas-malasan tak sadar dengan kehadiran Alkena dan Kakaknya. Helena yang sadar langsung bangkit dan memeluk senang Alkena.

"Akhirnya mau pulang! Mbak khawatir kalo kamu masih di kontrakan sendiri." usapan hangat dan lembut Alkena rasakan di punggungnya.

"Makasih Kana mau ajak Eswa pulang! Makin sayang suami kalo kayak gini." Helena beralih mendekati Alkana.

Sorot mata Alkena sedikit melirik dengan senyum tipis mengambang. Abangnya sudah menjalankan tugas dengan baik, lega saja saat hubungan pernikahan Kakaknya harmonis.

"Langsung ke kamar Wa! Jangan lupa belajar, Abang gak mau nilai kamu jelek kayak kemarin." Alkana tak pernah luput mengingatkan sang adik untuk belajar.

Alkuna yang sibuk menonton televisi sedikit risih langsung menengok ke sumber suara. Ingin rasanya ia mengumpat di tempat tapi sikapnya harus tetap manis bukan?

"Astaga ini beneran Kak Kena? Tau gak Una kangen banget sama Kakak!" Alkuna langsung menghampiri Alkena yang masih mematung.

Sudut bibir Alkana terangkat saat kedua adiknya melepaskan rindu. Momen ini terasa langka untuk Alkana, mengingat pertikaian mereka dahulu. Lupakan sikapnya dulu memang tidak manusiawi.

Tapi tidak untuk sekarang Alkana harus bisa adil menyalurkan kasih sayangnya. Baginya sekarang Alkena dan Alkuna adalah harta berharga.

"Seneng liat kalian akur, dulu Abang sering marahin kalian." tawa garing memenuhi rumah itu.

Senyum kepalsuan masih indah mengambang, tapi Helena yakin bahwasanya Alkuna sedang menyusun tabiat buruk untuk Alkena nanti.

"Ih, sebel ngapain sih Alkena pake acara pulang, kan enak dikontrakan dan gue hidup makmur di sini!" gerutu Alkuna dalam hati.

Mimik kesal sendari tadi ia tahan. Kalaupun bisa tangannya juga ingin mengacak-acak wajah Alkena. Rasa tak terima Alkuna semakin menjadi ketika Kakaknya mulai memberikan perhatian lebih.

Alkuna suka jika Alkena menderita, titik! Kehancuran Alkena adalah bentuk syukur yang selalu Alkuna panjatkan.

"Masuk ke kamar Wa. Barang-barangnya udah Abang bawa di atas." pembicaraan Helena dan Alkena terhenti.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang