Siapa sangka wajah ayu nan kaku yang ia miliki ternyata topeng penutup ribuan diksi luka. Namanya 'Alkena' sebuah definisi kuat layaknya ikatan rangkap.
Dihancurkan keluarga, teman dan cinta. Masa-masa SMK yang kelam harus ia lalui dengan berbagai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kata Ayah aku harus jadi anak perempuan yang hebat, tegar nan kuat. Andaikan aku jatuh Ayah pasti datang menolongku."
⏲️°°°⏲️
Pria tua berjasa hitam memasuki rumah dengan tak tenang. Satu jam lalu beliau mendapatkan kabar pergi anak gadisnya. Gejolak kemarahan semakin tampak saat melihat isi rumah yang kotor.
Seperti yang sudah beliau duga, kekacauan pasti akan timbul saat putrinya pergi. Rentetan harapan masih beliau panjatkan semoga itu hanya kabar burung saja.
Pintu kamar terbuka lebar tak ada siapapun di sana, tanaman kaktus di jendela tampak kekeringan. Jam berputar semakin cepat. Sepertinya ini kenyataan, putrinya benar-benar meninggalkan rumah.
Pram menuruni tangga dengan gusar mencari keberadaan putra sulungnya. Alkena dan Alkuna adalah tanggung jawabnya tapi bagaimana bisa putranya menjadi abai.
"A...yah?" gumam Alkuna tak percaya.
"Dimana Kakakmu?" tanya Pram membuat Alkuna diam ketakutan.
Alkuna tahu betul Ayahnya pulang jika ada masalah besar. Apa ini karena Alkena? Rasanya Ayahnya pilih kasih. Alkena selalu saja dianggap penting.
"JAWAB!" bentak Pram membuat semua bulu kuduk meremang.
"Ayah kenapa kalo pulang pasti marah-marah kan Una gak tau!" sergah Alkuna balik.
Suara motor berhenti terdengar di pendengaran Pram. Langkahnya langsung menuju teras, semua harus selesai hari ini. Beliau tak akan segan-segan untuk mengusir balik putra sulungnya.
Plak
Tamparan Pram langsung melayang mengenai pipi Alkana. Tangan Alkana masih mengambang di udara ingin menyalami Ayahnya, justru tamparan yang ia dapatkan.
"Sudah saya bilang jaga adik-adikmu!" bentak Pram membuat nyali Alkuna menciut sekali lagi, Kakaknya menjadi korban ulahnya.
Alkana hanya mengusap wajahnya yang masih panas. Bagaimana Ayahnya bisa tahu jika Alkena tak ada di rumah? Hari ini Alkana dan Alkuna mendapatkan kesialan akibat Alkena.
"Apa telingamu tidak berfungsi?" geram sang Ayah.
Walaupun Ayahnya terkesan tak peduli dan bertanggung jawab tapi jika ada masalah yang serius maka beliau pasti akan turun tangan. Tapi siapa yang melaporkan kepergian Alkena?
Otak Alkana masih berusaha menebak kemungkinan besar yang mendapatkan keuntungan keretakan hubungan keluarga mereka. Walau begitu dia tak kunjung juga mendapat jawaban.
Rumit dan semakin rumit. Sungguh Alkana bingung sekarang, Ayahnya pasti akan shock ketika mengetahui tindakan tak terpuji Alkena adiknya.
"Kamu tahu apa yang di maksud dengan amanat? Saya berikan kepercayaan justru kamu sia-siakan!" cela Pram dengan mata masih menajam.
![Rustic Jam [END]](https://img.wattpad.com/cover/234591053-64-k590850.jpg)