⏲️|43.| Hilang Di Telan Bumi ⏲️

724 118 14
                                    

🎼 Kehilangan - Firman 🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Hilang bukan sebuah kebiasaan tapi pencarian harus andil dalam mengikhlaskan si Tuan yang sudah berpulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hilang bukan sebuah kebiasaan tapi pencarian harus andil dalam mengikhlaskan si Tuan yang sudah berpulang. Ini hanya tentang ikhlas yang tak pernah sempurna."

⏲️°°°⏲️

Dua mobil mewah sudah memasuki kawasan rumah elit Maheswara. Meski lamat-lamat dari kejauhan sudah dapat terlihat gadis yang tengah di tenangkan para petugas keamanan.

Dheto masih terus menghalau agar Alkuna tak berbuat semakin nekat. Mungkin kewarasannya mulai hilang. Pot-pot di sekitar pintu utama rumah itu sudah teracak-acak rusak.

"Dheto jangan halangin gue! Mana Pram gue mau ketemu sama dia!" pekik Alkuna tak sopan membuat Dheto sedikit geram.

"Urusan gue sama dia belum selesai! Gue nggak terima dia buang gue gitu aja!" Alkuna masih aktif berontak padahal kakinya sedang patah.

"Lepasin gue! Kalian nggak mikir gue udah hampir dua jam cuma berdebat sama kalian! Urusan gue sama Pram!" tingkahnya semakin menjadi ketika satu tongkat kruk ia lemparkan ke arah jendela.

"Tuan saya usir paksa saja bagaimana?" tanya sang petugas keamanan takut-takut pada Dheto.

Dheto menoleh, "Jangan Pak! Ayah bilang sebisa mungkin tahan Alkuna sampai beliau pulang."

"KANA!!" teriaknya sekuat berharap sang kakak tiri keluar menemuinya.

"Maaf Mbak Tuan sekeluarga sedang pergi berlibur." tegas sang petugas sesaat kemudian meruntuhkan pertahanannya.

"Liburan?" tanyanya setengah tidak percaya.

"Betul Mbak, hari ini Non Alkena pulang dari rumah sakit. Jadi kemungkinan Tuan pulang nanti siang atau malam." keterangan itu langsung membuat Alkuna meradang.

Persetanan dengan Alkena memang tidak pernah ada habisnya. Tangan Alkuna terkepal semakin kuat. Sepertinya kasta mulai dibangun sekarang.

Bagaimana tidak Alkena saja di panggil 'Nona' sedang dirinya dipanggil 'Mbak' ? Ohh ayolah dunia memang suka bercanda. Apakah tidak terbalik? Lagi pula kepulangan Alkena untuk apa dirayakan? Tak tahukah mereka jika disini Alkuna juga sakit? Rupanya Alkuna harus kerja ekstra agar separuh cinta keluarga tak hilang lagi.

"Gue nggak peduli, panggil Pram sekarang! Atau gue sendiri yang bakal buat kalian di pecat! Gue anaknya Pram jangan coba-coba!" ancam Alkuna sudah kehabisan akal melawan masuk dengan cara memaksa.

"Maaf Mbak setahu saya Tuan Pram hanya memiliki tiga anak." tampik sang petugas mendapati tatapan elang dari Alkuna.

"Iya anaknya tiga termasuk gue. Alkuna Maheswari! Jadi cepet buka pintunya nggak lihat kaki gue sakit?"

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang