⏲️|13.| Jual Produk Digital ⏲️

823 267 91
                                    

🎼Kumau Dia-Andmesh Kamaleng 🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Apapun yang kita lakukan saat ini sangat di butuhkan oleh diri kita di masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apapun yang kita lakukan saat ini sangat di butuhkan oleh diri kita di masa depan. Karena risiko terbesar adalah saat kita tidak mengambil risiko sama sekali."

⏲️°°°⏲️

Pagi-pagi sekali Alkena pergi dari rumah dengan terburu-buru, tapi dia teringat headphone milik Alterio yang masih terbawa. Bahkan dia lupa jika pagi ini lelaki itu akan datang ke kontrakan. Sudahlah tak ada waktu untuk meladeni ucapan Alterio. Yang harus ia lakukan sekarang adalah putar balik dan pamit pada Finda.

"Finda, Bunda mau balik ke rumah Bang Kana dulu ya? Sekalian ambil barang yang ketinggalan," ucap Alkena.

"Handphone Kak Alterio Finda bawa aja, kalo bosen boleh di mainin." ujar Alkena dan memberikan ponsel di tersebut.

"Iya, Bunda hati-hati di jalan ya," sahut Finda lalu menerima ponsel pemberian Alkena.

Kemudian gadis itu pergi meninggalkan Finda seorang diri di rumah semoga tidak ada hal buruk menimpanya. Dengan langkah kaki cepat Alkena berusaha menuju jalan raya.

"Pak ke perumahan Cempaka ya." katanya setelah mendapatkan ojek pengkolan.

"Helmnya di pake Neng biar selamat perjalanan!" dengan cepat Alkena memakai helm tersebut.

Seharusnya Alkena bersyukur di pagi hari seperti ini sudah ada ojek yang mangkal. Coba bayangkan jika gadis itu harus berjalan kaki ke rumah lamanya. Pasti akan membutuhkan waktu yang lama.

Berhentilah Alkena di depan rumah berpagar putih. Meski langkahnya ragu tapi Alkena mencoba memberanikan diri. Ini bukan sebuah kesalahan mengapa dia harus takut? Bukankah Bang Kana dan Alkuna masih manusia?

"Makasih pak ini uangnya." Alkena menyerahkan uang kemudian membuka pagar perlahan.

Didapatinya tanaman bunga yang layu tak disiram. Baru saja pergi sehari, sudah semalang ini nasib tanamannya. Bisa di bayangkan jika rumah besar ini ia tinggalkan, pasti akan berdebu dan tak terurus.

Baru saja menginjakkan kaki di teras, terlihat sangat jelas kaca jendela yang sedikit buram akibat debu. Dengan penuh keberanian Alkena meraih kenop pintu di hadapannya. Astaga ternyata mereka begitu ceroboh, seperti yang dia duga pasti mereka akan lupa untuk mengunci pintu.

Keadaan dalam rumah benar-benar sepi, bahkan pecahan hourglass pemberian Alterio dan remahan kue lidah kucing buatan Mbak Helena masih sama seperti hari di mana ia meninggalkan rumah bersama Agis

Alkena semakin tidak yakin meninggalkan rumah ini. Rumah ini sangat membutuhkan Alkena. Kakak dan adiknya tak akan peduli dengan semua kerusakan yang terjadi nanti.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang