⏲️ EXTRA PART 2 ⏲️

883 83 82
                                    

Hai Kawan Lama Tak Jumpa :)


Video di atas hanya pemanis di akhir kisah Rustic Jam 1

Selamat menyelami kisah mereka berdua tanpa duka dan air mata :)

Alkena memasuki kamar gelap penuh akan cerita kenangan. Agis yang berdiri disampingnya terus mencoba menguatkan sang sahabat. 365 hari berlalu nyatanya belum cukup mampu menghapuskan nama Alterio dalam benak hatinya.

"Ken kita pulang yuk!" ajak Agis sangat hati-hati takut akan raut wajah kecewa dari Alkena.

Kalau diminta tukar posisi Agis juga tidak bisa membayangkan bagaimana jika harus kehilangan orang terkasih. Alkena terlihat tegar di luar namun rapuh ketika sendirian. Bukan melebih-lebihkan soal kepergian Alterio namun, ada hal-hal yang sulit untuk diungkapkan apalagi perihal penyesalan.

"Nggak baik kalau setiap bulan kamu datang ke rumah Alterio cuma buat mengutarakan penyesalan."

"Omongan Alkuna jangan terlalu lo pikirin," serunya terus mengusap punggung Alkena.

"Padahal dia peringat pertama paralel kemarin," ucap Alkena dengan nada sangat getir.

"Ken! Please semua udah cukup!" sentak Agis tak bisa melihat Alkena semakin jauh menyalahkan dirinya atas semua yang sudah selesai.

"Balikin rapotnya Gis!" bentak Alkena balik menjangkau rapot Alterio yang Agis rebut paksa.

"Please Ken!"

"Please!"

Agis tak kuasa menahan air mata yang tanpa aba-aba lolos. Rasanya sesak ketika melihat Alkena seperti orang kehilangan gairah hidup. Satu tahun berlalu bibir Alkena memang sudah mengucapakan kata ikhlas namun, hatinya sepertinya belum.

"Jangan kayak gini. Gue jadi nggak tega." Agis semakin emosional.

"Aku nggak papa Gis. Emangnya salah kalau aku kangen sama dia?" tanya Alkena dengan ekspresi sulit dijelaskan.

Agis menggeleng cepat. "Nggak salah Ken! Tapi cara lo salah! Dia udah tenang oke?!" tekan Agis sudah sangat lelah menjelaskan.

"Dia emang udah nggak ada, tapi kenangan masih ada," sanggah Alkena dengan senyum tipis.

"Suatu hari kamu akan paham Gis, gimana rasanya ditinggalkan." gadis itu berdiri lalu mendorong Agis sedikit menjauh.

"Ayo pulang Ken! Udah cukup!" rengek Agis tak ingin berdebat lagi.

Alkena tak menggubris terus berkeliling kamar yang hampir setiap bulan ia kunjungi. Asal kalian tahu bulan demi bulan Alkena merasakan sesak manakala melihat kalender yang sudah berlingkar warna merah. Tanggal 29 Juni.

Ada saja dorong dari hati kecilnya untuk mengunjungi rumah yang pernah memberikan kenangan. Rumah bercat putih yang dulu penuh canda dan tawa kini sepi sunyi tak berarti.

Helena juga kerap datang bersama Alkena untuk sesekali membersihkan rumah. Selama ini membersihkan kamar Alterio adalah kegiatan yang cukup banyak memakan hati. Karena satu persatu hal tentang Alterio menjadi diketahui Alkena.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang