⏲️|39.| Lintas Mesin Waktu ⏲️

601 113 85
                                    

🎼 Mesin Waktu-Budi Doremi🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Aku butuh banyak waktu untuk pulih, butuh banyak ruang untuk kembali berani menjalani kenyataan hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku butuh banyak waktu untuk pulih, butuh banyak ruang untuk kembali berani menjalani kenyataan hidup. Lantas benarkah waktu menyembuhkan luka?"

⏲️°°°⏲️

Dua hari telah berlalu namun tak ada perubahan baik yang terjadi pada Alkena sebaliknya semua semakin buruk. Walaupun dia sudah siuman, mereka tahu Alkena pasti terpukul dengan kejadian itu.

Dokter selalu mencoba berkomunikasi namun nihil Alkena masih saja enggan menjawab. Suster pun demikian, sering bercerita tentang rasa sakit pasca operasi tapi lagi-lagi Alkena tak tertarik walau sekedar menoleh.

Bergelut di atas rajang rumah sakit kini menjadi keseharian baru yang wajib ia lakoni. Meski berat Alkena selalu berusaha tabah. Untungnya Helena sering berkunjung di sela-sela jam kerjanya.

"Eswa makan ya?" Helena mencoba menyuapi Alkena yang masih terbaring lemah.

"Nanti sore Kak Kana kesini kok, Eswa ayo ngomong! Mbak sedih kalo Eswa kayak gini terus." mata Helena sedikit berkaca-kaca.

"Eswa gak capek diem terus?" ia masih mencoba merayu.

Suapan demi suapan sudah Alkena telan. Rasa nyeri masih terasa semakin menjadi bibirnya kelu untuk menjerit kesakitan, air matanya luruh.

"Jangan nangis, Mbak jadi ikut sedih. Kata dokter kemarin jangan di ambil hati." Helena mengusap air mata itu.

"30% itu cuma presentase bukan patokan takdir Tuhan. Jadi, Eswa kudu punya keyakinan kuat buat sembuh, ingat Tuhan tidak akan pernah tidur. Banyakin berdoa, usaha dan sabar." tutur Helena sebelum meninggalkan Alkena lagi.

Kesepian. Mau sampai kapan Alkena seperti ini? Keluarga seolah acuh dan teman-teman terlanjur lupa lebih asyik menghabiskan waktu libur semester. Apalagi yang bisa Alkena lakukan?

Jika sudah seperti ini Alkena jadi terbawa dalam sudut pikirannya sendiri. Persis seperti gadis malang yang ditinggalkan bersama amarah, sendu dan pilu. Tapi hal terburuknya ialah, ingin menyudahi semuanya.

Lelah, letih dan lunglai!

"Tuhan sampai kapan semua ini akan berakhir aku lelah Tuhan aku ingin pulang menyudahi semua penderitaan ini masih bisa? Ada harapan untuk sembuh?" adu Alkena dalan hati.

Cluster kerasnya hidup harus Alkena jalani, hari demi hari berlalu semua masih sama, sangat monoton. Jika bisa ia akan pergi saja di rumah sakit ini.

Karena pada akhirnya semua ini akan percuma dia tertekan. Dia menderita trauma, tragedi buruk pasca kecelakaan ini terlalu sulit untuk ia dilalui sendirian.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang