⏲️|9.| Sepasang Hourglass ⏲️

1K 337 98
                                    

🎼Kesayanganku-Ahmad Al Ghazali 🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Hidup ini tak kekal abadi seperti hourglass yang mengingatkan betapa berharganya detik dalam setiap jangka waktu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup ini tak kekal abadi seperti hourglass yang mengingatkan betapa berharganya detik dalam setiap jangka waktu"

⏲️°°°⏲️

Dunia seperti berputar, kepala gadis itu terasa berat ketika menatap sekeliling yang asing. Memorinya mengingat kejadian demi kejadian. Sungguh ini sangat memalukan.

"Eswa, kuenya udah Mbak taruh di toples nanti bisa langsung bawa pulang!" kata Helena.

"Maaf, Mbak Eswa bikin repot." Rasa tak enak menyelimuti hatinya.

"Kok tau kue yang mau Eswa buat?" tanya Alkena sedikit bingung.

Suara ketukan pintu terdengar menampilkan sosok Alterio dengan membawa semangkuk bubur dan teh. Rasa canggung kembali timbul, ada sensasi baru yang membuat hati Alkena senang.

"Mbak keluar dulu ya!" Pamit Helena membuat Alkena kaget.

"Makan terus minum obat!" Alterio mulai angkat bicara.

"Nanti!" ujar Alkena kemudian menenggelamkan tubuhnya di balik selimut.

"Saya bilang sekarang, bukan nanti!" protes lelaki itu.

"Hm," gumam Alkena sedikit keras.

"Ayo bangun sudah saya bawakan sirup untuk obat kamu, jadi gak pahit!" rayu Alterio.

Air mata gadis itu luruh dari balik selimut, jadi begini rasanya ada lelaki yang perhatian? Selama Alkena hidup hanya Helena yang peduli jika dirinya sakit. Andai Alkana dan Ayahnya memperlakukan dirinya seperti yang Alterio lakukan, Alkena akan rela sakit-sakitan untuk secuil perhatian.

Dulu Ayahnya sangat menyayanginya tapi semenjak bekerja di luar kota semua berubah. Komunikasi antara mereka kian merenggang hingga Ayahnya memutuskan hidup di kota bersama keluarga barunya.

"Wa, makan ya," sedih Alterio.

"Nanti!" ucap gadis itu lirih.

"Habisin buburnya terus minum obat sirupnya!" pesan Alterio kemudian beranjak menutup pintu pelan.

"Kamu libur sekolah aja ya nanti siang Alterio antar pulang kamu kalo udah mendingan," ucap Kakak perempuan Alterio saat melihat gadis berwajah pucat membuka pintu.

"Kuenya cantik Mbak," pujinya.

"Mbak bergadang tadi malam?" tanya Alkena sedikit tak enak.

"Enggak, buatnya tadi pagi di bantu Alterio," jelas Helena.

Rupanya Alterio sudah berangkat ke sekolah, pantas Alkena tak melihat batang hidungnya. Faktanya Alterio menang tanggap kondisi, banyak hal-hal sepele yang dia ingat. Menurut penuturan Mbak Helena daya ingat Alterio itu kuat, pantas saja dia ingat nama kue yang akan dibuatnya.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang