⏲️|21.| Waktu Kita Bersama ⏲️

716 192 84
                                    

🎼Mengejar Matahari🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Mengapa keadaan tak berubah setalah tempo lalu di beberkan kebenaran? Mengapa dia masih saja berjuang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa keadaan tak berubah setalah tempo lalu di beberkan kebenaran? Mengapa dia masih saja berjuang. Tetap saja ini adalah kesalahan."

⏲️°°°⏲️

Alkena sudah berdiri di depan rumah bercat putih, rumah Alterio. Jangan tanyakan mengapa dia tak datang bersama Alterio, jelas ini hanya akan menjadi pertanyaan paling konyol. Jelas Alterio mengantarkan Agis pulang.

Suara motor yang berhenti dan berdencit membuat Alkena menoleh ke arah pagar rumah. Alterio sudah pulang rupanya. Dia yakin pasti kecanggungan akan melanda.

"Mbaknya ngapain?" tanyanya seraya melepaskan helm hitamnya tanpa canggung. Sikap Alterio masih seperti biasa, Alkena pun berusaha biasa.

"Jemput Finda kok," jawab Alkena cepat.

"Ya udah masuk aja malah bengong." Alterio berjalan mendahului Alkena yang masih terpaku di tempat.

"Hei Finda kapan datang kok Kak Al gak tau?" Alterio langsung mengendong Finda gemas.

"Tadi siang bareng Bunda hehe," jawab Finda masih dalam gendongan.

"Ehh Eswa mau jemput Finda ya? Padahal baru sebentar lho mainnya masak langsung pulang." Helena datang menyambut keduanya.

"Duduk dong masak berdiri terus sofanya empuk kok!" tambah Helena lalu pergi ke dapur.

"Bunda sama Kak Al ngapain aja?" tanya Finda tiba-tiba.

"Finda jangan godain kakak-kakak kamu dong kan mereka malu. Mending Finda bantu Mami siapin makan malam ya!" Helena menaruh cangkir teh lalu mengambil alih Finda dari Alterio.

"Mami?" Alterio mengulang.

"Bagus kan panggilannya? Cocok belum?" tanya Helena balik.

"Sedikit cocok," pendapatnya cepat menyenderkan kepala di sofa.

"Oh ya Eswa pulangnya habis makan malam ya, nanti diantar Alterio santai aja," tambah Mbak Helena sebelum hilang dari balik tembok.

Alterio menggeser posisi duduknya mendekati Alkena yang diam. Ada perasaan bersalah yang menyerangnya karena kejadian di pulau pari tadi sore.

Tapi Alterio juga tak mau menyalahkan Agis sepenuhnya. Ini memang salahnya seharusnya ia bisa jujur dari awal dengan Alkena.

"Saya kurang ikhlas kalo Mbaknya mau sama Inggit!" seru Alterio membuat mata Alkena membulat sempurna.

Dasar Alterio itu orangnya egois. Dia bisa berpacaran dengan Agis tapi kenapa dia tak boleh dengan Inggit. Ini namanya simbiosis parasitisme, yang satu untung yang satu rugi.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang