🎼Kurang Romantis-Yovie and Nuno🎼
___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_"Berteriak lah dengan lantang. Mungkin ini bukan cara terbaik tapi percayalah kau akan merasa lebih baik. Lepaskan bebanmu sekarang!"
⏲️°°°⏲️
Matahari sudah menerobos masuk dalam celah-celah jendela. Sedangkan Alkena masih sibuk berkutat dengan laptopnya. Kantung matanya mulai menghitam, akhir-akhir ini jadwal tidurnya memang berantakan.
Hidupnya memang tragis. Andaikan ada dukungan mungkin dia tidak akan selemah ini. Hatinya tak bisa di bohongi, entahlah Alkena juga bingung harus mengadu pada siapa. Mungkin Tuhan!
Sudah berbagai cara ia coba tapi tak kunjung mendapatkan jawaban atas akar masalah. Lama kelamaan uang tabungannya juga menipis dan kondisi keuangan Rumah Makan belum juga normal.
Alkena menghembuskan nafas dengan perasaan sedih, jangan sampai kondisinya drop di saat-saat seperti ini. Ditatapnya jam dinding yang terus berdenting menunjukkan pukul 05.40 WIB.
"Untung hari libur," ucapnya.
Alkena beranjak pergi menuju kamar mandi. Dia butuh penyegaran sekarang. Biarkan semua masalahnya mengalir seperti air, pelan-pelan semua akan beres.
Usai mandi Alkena bergegas keluar dari rumah.Ting ting ting
Bunyi mangkok yang khas tukang bubur membuat Alkena sedikit lari terbirit-birit. Langkah tukang bubur itu cepat juga. Syukurlah tukang bubur itu peka dengan panggilan Alkena yang mengejar.
"Pak beli buburnya di bungkus ya!" pesannya pada Tukang bubur keliling.
"Siap Neng! Mau berapa bungkus?" Tukang bubur memastikan.
"Satu aja Pak!" singkatnya Alkena dengan senyum tipis.
"Lho biasanya beli dua bungkus, tumben cuma beli satu bungkus?" Alkena hanya menunduk.
"Iya Pak kebetulan itu buat adik, kalo saya sudah kenyang." alibi Alkena menawarkan senyum tipis.
Apa ini di sebut pembohongan? Bahkan setelah pertemuan tak sengaja dengan Ayahnya di restoran sampai detik ini Alkena belum makan. Seteguk air putih saja sudah sangat nikmat baginya.
Alkena kuat-kuat saja jika tak makan, tapi Finda tak akan kuat untuk menahan. Inilah risiko yang harus Alkena tanggung sebagai orang tua pengganti.
"Ini Neng sudah siap, seperti biasa Bapak banyakin ayam suwir sama kerupuk," kata Tukang bubur itu.
Alkena menerima dengan senang, "Wah terima kasih banyak Pak Tono, semoga menjadi berkah."
"Iya Neng kalo ada apa-apa gak usah sungkan-sungkan untuk minta bantuan Bapak, kalau memang gak punya uang minta bubur ayam gratis juga boleh!" canda Pak Tono membuat Alkena sedikit tersindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rustic Jam [END]
RomanceSiapa sangka wajah ayu nan kaku yang ia miliki ternyata topeng penutup ribuan diksi luka. Namanya 'Alkena' sebuah definisi kuat layaknya ikatan rangkap. Dihancurkan keluarga, teman dan cinta. Masa-masa SMK yang kelam harus ia lalui dengan berbagai...