42 - Salah Paham

3.3K 445 96
                                    

Sudah baca Al-Kahfi belum?
Selamat bermalam jumat ya 💚

-------------------

Yusuf tengah menunggu Kyai Zainal selesai mengisi pengajian Ta'limul Muta'alim di masjid. Beberapa santri di urutan paling belakang yang menyadari kehadiran Yusuf, juga tak lepas menganggukkan kepala disertai senyuman. Beberapa lainnya, ada yang mempersilahkannya untuk mengambil tempat di depan mereka.

Yusuf memang sudah cukup dikenal oleh santri Nurul Ulum. Khususnya santri putra. Karena selain santri senior, Yusuf juga sering mendampingi Kyai Zainal mengisi ceramah dan pengajian. Bahkan tak jarang, Kyai Zainal selalu meminta bantuan Yusuf jika ia berhalangan untuk hadir di sebuah acara. Maklum, Kyai Zainal hanya dianugrahi seorang putri oleh Allah.

Ketekunan Yusuf, akhlak dan juga keilmuan yang dimilikinya, membuat Kyai Zainal tertarik. Selain itu, Yusuf juga selalu bisa menjaga batasan di setiap kebebasan yang ia beri. Meski, Kyai Zainal sering menunjuk Yusuf untuk menjadi wakilnya, Yusuf tak pernah jumawa. Ia selalu bisa memposisikan dirinya sebagai seorang santri.

Kepercayaan Kyai Zainal padanya, tidak lantas membuatnya semena-semena mengambil keputusan di setiap rapat kepesantrenan. Beberapa pengurus pesantren yang jauh lebih tua di atasnya pun, ikut segan padanya. Jadi, tak heran jika gosip yang beredar di pesantren adalah Yusuf akan menjadi menantu Kyai Zainal.

Kyai Zainal menutup kajian kitabnya dengan kalimat yang paling disukai para santri. Wallahu a'lam bishawab. Setelah membaca doa setelah belajar, ia pun beranjak dari tempatnya.

Para santri nampak ikut berdiri dan menundukkan wajah seraya memberi jalan pada Kyai Zainal. Tak terkecuali dengan Yusuf yang ikut berdiri di teras masjid. Ia pun bergegas menghampiri saat Kyai Zainal sudah terlihat menuruni anak tangga teras masjid. Mengalap berkah dengan mencium tangan Kyai Zainal. Khas seorang santri.

Kyai Zainal mengajak Yusuf untuk berbicara di rumahnya saja. Agar para santri yang masih menunggu di belakangnya bisa lekas melakukan aktifitas lainnya. Apa yang bisa dilakukan Yusuf selain menyetujuinya?

Jangan kira hanya santri putri saja yang gemar bergosip. Santri putra pun juga begitu. Meski hanya dengan percakapan, itu ustad yang katanya akan dijodohkan sama putri kyai. Percakapan yang mungkin hanya berbuntut jawaban ooooh dari yang lainnya.

"Hida! Siapkan makan siang sekalian buat Yusuf, ya!" pinta Kyai Zainal saat Ning Hida membukakan pintu rumah untuk mereka berdua.

Ning Hida langsung mengangguk dan bergegas masuk ke dalam. Senyumnya merekah bagai bunga di pagi hari. Ikut menularkan kebahagiaan di wajah Nyai Masruroh yang ikut tersenyum melihat putrinya bersemangat menyiapkan makan siang.

****

Hasna mengetikkan sebuah pesan untuk Aditya. Ucapan terima kasih karena telah memberikan bunga yang memang sangat ingin ia miliki sebelumnya. Bibir Hasna ikut mengeja kata yang ia ketikkan di layar ponselnya.

[ Makasih, masih ingat dengan permintaanku 🤗 ]

Tak perlu menunggu lama. Notif balasan dari Aditya sudah terdengar.

[ Sama-sama, semoga suka. ]

Hasna membingkai senyum. Mengetik kembali balasan untuk Aditya.

[ Banget. Kenapa baru dikasih sekarang? ]

Percakapan itu berlanjut dengan balasan dari Aditya lagi.

[ Karena, baru ketemu lagi. Maaf 😔 ]

[ Gak pa-pa, aku suka. ]

[ Syukurlah kalau begitu. Kapan balik ke pondok? ]

[ Insyaallah, besok. ]

[ Hari ini ada acara? ]

Rahasia [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang