Bismillah ...
Jangan lupa Al-Kahfinya ya ..
------------------------------------------Hasna membantu eyangnya untuk duduk. Sementara Yusuf mempersilahkann keluarga Kyai Zainal untuk duduk di sofa yang memang berada di sekitar tempat tidur eyangnya. Hasna menarik diri dari tempat berkumpulnya keluarga besar itu.
Manik mata Yusuf mengikuti arah langkah Hasna yang berpamitan keluar dari kamar. Hasna sedikit menghela nafas setelah berada di luar kamar. Seolah ia baru saja keluar dari ruangan yang pengap dan penuh debu.
Hasna pergi ke arah dapur. Setidaknya, ia perlu minum untuk menenangkan diri. Mira yang tak lain adalah ibu Yusuf terlihat tengah sibuk menyiapkan hidangan untuk rombongan Kyai Jakfar.
"Hasna!"
Hasna tersenyum mendengar namanya di panggil oleh wanita yang kini sudah menjadi mertuanya itu.
"Bibi, bikin apa?"
"Ini buat pak yai. Kalian janjian?"
Hasna menggeleng."Terus, kenapa bisa kebetulan mereka ke sininya?"
"Hasna gak tau, tapi kalau Kak Yusuf yang ngasih tahu, ya ... gak tahu lagi."
"Maksud Hasna, Yusuf yang janjian sama mereka?"
"Bisa jadi, Bi."
Mira sedikit mengangkat alisnya. Tak percaya Yusuf bisa seterbuka itu pada kyainya.
Hasna mengambil segelas air dari dispenser. Baru saja dia mau meneguk airnya, Yusuf sudah datang dan langsung menarik tangannya ke meja makan. Memaksanya untuk duduk tanpa bisa menolak.
"Kalau makan dan minum itu harus duduk. Itu adab yang bener," ujarnya kemudian.
Hasna manyun, sementara Mira malah mengulum senyum. Yusuf mendekat pada ibunya, bertanya apa semuanya sudah siap.
"Kamu yang memberi tahu mereka kalau eyang kamu jatuh?"
"Gak tuh."
"Lah terus, mereka ke sini mau ngapain?"
"Katanya tadi tahu kalau eyang jatuh pas mantu ibu itu minta ijin pulang."
Yusuf sengaja mengeraskan suaranya agar Hasna mendengar jawabannya.
Hasna memutar kepalanya ke arah lain. Jadi perkiraannya bahwa Yusuf yang memberitahu mereka itu salah.
Kalau sampai Yusuf tahu apa yang sudah dikatakannya tadi pada mertuanya, bisa habis dia diolok-olok. Atau bahkan jadi bahan sindiran dari Yusuf."Mobil siapa di luar?"
Amar yang baru saja datang membeli obat tak langsung masuk ke kamar eyangnya. Ia malah masuk ke dapur dan merebut gelas di tangah Hasna. Meneguk sedikit air yang tersisa di gelas itu. Sontak saja Hasna dan Yusuf terkejut dengan kelakuan Amar.
"Kak Amar!"
"Amar ...!"
Mereka memanggil nama Amar bersamaan. Amar menaikkan alisnya bingung melihat keduanya sudah menautkan alis padanya.
"Dih, cuma air juga. Sampe segitu marahnya."
Amar malah nyengir kuda. Ia melenggang meninggalkan mereka tanpa rasa bersalah. Yusuf beralih menatap Hasna. Tatapannya mengatakan bahwa Hasna juga salah.
"Sudah! Ini di bawa ke dalam sekalian!" pinta Mira pada Yusuf yang masih saja menatap Hasna."Ayo, Hasna juga bantuin!" Mira menunjuk beberapa piring berisi kudapan yang sudah siap di atas nampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia [Terbit]
RomanceRasa yang dimiliki Hasna Mutia untuk Kakak Sepupunya Yusuf Muhammad, ternyata tak mendapat balasan seperti yang dia inginkan. Walau itu hanyalah presepsi yang dia simpulkan sendiri setelah melihat sikap Yusuf yang terkesan menghindarinya. Hingga per...