46 - Permintaan maaf Amar

2.9K 473 77
                                    

Bismillah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah...
Jangan lupa Al-Kahfinya ya 💚
________________________________

[Aku minta maaf, Hasna.
Kamu baik-baik aja, ‘kan?]

Aditya melayangkan chat pada Hasna. Ia sudah berdiskusi panjang lebar semalam dengan ibunya. Tentang bagaimana perasaannya pada Hasna sejak dulu. Hingga kejadian kemarin siang di resto.

Kesimpulannya adalah, Hasna tidak salah.
Laki-laki yang mengajak Hasna pulang juga tidak salah, jika benar dia adalah Kakak Hasna. Dirinya pun juga tidak salah, karena tidak berduaan di tempat sepi dengan Hasna. Apalagi dia juga sudah minta ijin pada orang tua Hasna. Semua hanya kesalah pahaman.

Makanya, siang ini dia memberanikan diri untuk kembali menghubungi Hasna lewat chat. Karena dari kemarin, ia sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. Kebiasaan buruk Aditya jika hatinya tengah tidak baik-baik saja adalah, menyendiri. Menghindari semua hal yang bisa membuatnya terhubung dengan dunia luar. Hanya ada dirinya, dan pemikirannya.

Hasna sendiri meminta waktu untuk beristirahat sehari, dua hari lagi di rumahnya. Ia pun juga demikian. Dia butuh menyendiri dulu.

Bunda sudah menjelaskan, siapa itu orang-orang yang bisa disebut mahrom oleh Hasna. Tak heran, jika Yusuf selalu bertingkah setiap kali melihat dia keluar bersama Amar.

Dari sisi agama, dia akui. Dia memang sangat bersalah. Karena menganggap apa yang sudah biasa terjadi di lingkungannya adalah sesuatu yang benar. Apalagi sejak kecil, dia juga tidak dibiasakan untuk menjaga jarak dari sepupu-sepupunya yang lain.

Di desanya, sepupu itu hampir sama dengan saudara kandung. Mereka bisa bahkan bisa lebih dekat dari saudara kandung. Karena itulah menikah dengan sepupu adalah sesuatu yang juga masih sangat tabu di lingkungan mereka. Itu sebabnya, saat Hasna diam-diam menyukai Yusuf, dia mengira takkan pernah ada hal yang lebih dari sekedar mengagumi saja.

Nyatanya takdir mempunya alur yang berbeda untuk Hasna. Pengetahuan agama yang Yusuf yang mungkin sangat jauh dengannya, membuatnya kembali berpikir ulang. Kenapa eyangnya bisa punya keputusan untuk menjodohkannya dengan Yusuf? Alangkah lebih baik, jika ia berjodoh dengan orang yang juga mencintainya. Atau paling tidak, dari segi ilmu masih sepantaran dengannya. Jadi mereka bisa belajar bersama, tumbuh bersama, dan lebih mudah untuk saling memahami.

Hasna mengusap bulir hangat yang kembali mengalir di pipinya. Hidungnya sudah memerah karena terlalu banyak di tekan dengan tisu. Nafasnya sedikit tertahan di rongga hidung. Beberapa detik kemudian, ia kembali terisak dengan posisi tangan menutupi wajah.

Yusuf mengetuk pintu kamar Amar yang tidak tertutup. Berdiri di depan pintu sampai Amar menyuruhnya untuk masuk. Terlihat Amar yang nampak sibuk menata beberapa baju ke dalam ranselnya.

“Kalau kamu ke sini untuk meminta maaf, mending simpan maaf kamu buat Hasna!” Amar tak memberi kesempatan untuk Yusuf berbicara lebih dulu.

Yusuf menghentikan langkahnya yang semula hendak mendekat pada Amar. Dipandanginya punggung yang enggan berbalik itu. Kemeja merah kotak-kotak yang dibelinya bersama-sama setahun yang lalu.

Rahasia [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang