05| Selidik

8.5K 306 1
                                    

"Halo?"

"Halo Kai? Lo mau curhat apaan tadi pagi? Gue udah siap dengerin nih kalo lo udah putus sama si Adrian,"

"Yee, gue jambak juga lo ya!"

"Udah-udah, lo mau curhat apaan?"

"Jadi gini, tadi malem 'kan gue kebangun karna gue pengen minum. Terus tiba-tiba pas gue minum, ada daddy gue samperin. Udah itu gue mau ke kamar lagi tapi gue lupa kalo hape gue masih di dapur. Jadi gue ke dapur lagi buat ngambil hape gue, tapi lo tau gue denger apa?" Kaisha mulai menceritakan kejadian semalam.

"Enggak tau."

"Gue jambak lo ya! Dengerin dulu napa!"

"Hm, terus-terus?"

"Gue denger daddy gue telponan sama orang lain. Bahasanya lembut gitu. Tapi kata daddy gue, itu cuman sekretarisnya. Tapi pas tadi pagi gue ngatain sekretarisnya, daddy gue malah bentak gue. Itu apaan coba?"

"Lo ngatain apaan emang?"

"Gue cuman bilang, gak selamanya yang baik di depan, juga baik di belakang. Terus daddy gue malah marah, lo pikirlah sendiri. Gue dari kecil enggak pernah dibentak, sekalinya dibentak cuman gara-gara masalah sepele. Siapa yang enggak sakit hati coba?!"

"Kai, jangan marah sama gue dong! Kan gue bukan selingkuhan bokap lo."

"Maaf-maaf, gue kebawa emosi. Abisnya gue kesel banget sama daddy gue."

"Lo tenang dulu. Mungkin daddy lo punya penjelasan untuk itu."

"Penjelasan? Hello, gue bukan orang bego ya."

"Woy Pe'a! Nilai lo berapa?"

"Ci...! Itu beda lagi! Maksud gue, gue bukan orang yang gampang dibego-begoin, gitu lho."

"Lo tenang dulu, besok kita pikirkan solusinya sekaligus gue bantu lo cari tau siapa sekretaris daddy lo itu. Mau?"

Kaisha mengangguk mantap. "Oke!" jawabnya dengan antusias.

***

Damian membuka pintu kamar sulung Leonardo lalu melangkahkan kakinya masuk. Kaisha nampaknya masih marah terhadap Damian, buktinya, gadis itu bahkan melewati makan malamnya agar tidak bertemu dengan pria itu.

"Sha?" panggil Damian namun Kaisha nampaknya acuh tak acuh.

"Nak?" Kaisha melirik sekilas lalu mendelik sebal.

"Kaisha anak Daddy?" Kaisha menghela napas kasar lalu menutup novelnya. Setelah itu ia membaringkan tubuhnya di atas kasur tanpa mempedulikan keberadaan Damian.

Damian menepuk-nepuk punggung anak gadisnya itu, berniat untuk menidurkan Kaisha.

"Kaisha mau tidur. Tolong jangan ganggu."

"Sha, Daddy minta maaf karna udah bentak kamu."

"Keluar."

"Sha, Dad-"

"Daddy keluar atau Kaisha?" Damian menghela napas gusar lalu melangkahkan kakinya keluar tapi sebelum itu ia tidak lupa untuk mengecup dahi anaknya.

"Dad?" panggil Kaisha sukses membuat wajah Damian langsung cerah dalam seketika.

"Iya, Sayang?"

"Jangan lupa tutup pintunya." Damian tersenyum miris mendengar perintah anaknya.

Damian berjalan keluar dari kamar Kaisha lalu menutup pintu anak gadisnya. Di depan pintu Kaisha, sudah ada Alana yang menunggunya sambil membawa nampan makanan di tangannya.

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang