EXTRA CHAPTER

13.8K 370 17
                                    

Beberapa tahun sebelum kepergian Alana....

Di ujung minggu yang luang, Alana memerintah suami dan anak-anak perempuannya untuk membersihkan halaman rumah, sementara Alana yang akan membersihkan bagian dalam rumah bersama Alder, si bungsu.

Di luar rumah saat ini, Aster terlihat sudah lelah membersihkan jendela, alhasil ia langsung duduk berselonjor di atas rerumputan sembari memijat lengannya yang sedikit kaku.

Hal itu membuat Kaisha yang sedang menyiram tanaman langsung menegur Aster untuk kembali melakukan pekerjaannya agar cepat selesai.

Aster menghela napas kesal lalu kembali berdiri. "Gue udah capek bersihin jendela, lo lagi. Lo dari tadi gue liat cuma nyiram tanaman doang, gada abis-abisnya."

Kaisha melotot. Aster balas memelototinya.

Setelah itu Aster berjalan mendekati Damian yang baru saja dari membuang sampah.

"Dad, pinjem sapu dong."

Kaisha tiba-tiba berujar tanpa mengalihkan pandangannya dari tanaman yang sedang ia siram, "Ambil sendiri kek, maunya enak doang."

"Lo kenapa sih, Kai?! Nyolot mulu perasaan dari tadi."

Setelah itu, Aster tiba-tiba berteriak, "Alder! Gue tau lo lagi rebahan doang di dalem. Kasih gue sapu, cepetan!" teriaknya dengan lantang.

Kaisha yang sedang menyiram tanaman ikut berteriak. "Gausah Der, rebahan aja lagi!"

Aster spontan menoleh dengan tatapan sinis. Damian yang berdiri di antara Kaisha dan Aster segera berdehem.

"Udah Aster, Daddy aja yang ambilin."

"Gausah Dad, nih anak kebanyakan dimanja, makanya jadi besar kepala gini. Nyuruh-nyuruh doang kerjaannya."

"Iri lo ya gara-gara nilai gue kemarin beda jauh sama nilai lo?!"

"Sialan! Ngajak ribut lo, hah?!"

"Lo pikir gue takut sama lo, babi?!"

"Oalah anjing! Emang beneran ngajak ribut lo ya, sini lo bocah!"

Damian yang masih berdiri di sana seolah sudah kehilangan jiwanya. Ia menatap putri pertama dan putri keduanya secara bergantian dengan ekspresi linglung. Pria paruh baya itu jelas sangat kaget dengan gaya bicara kedua putrinya.

***

Setelah selesai membersihkan halaman rumah, Damian dan kedua putrinya masuk ke dalam rumah.

Kaisha yang pertama kali masuk langsung tertegun melihat semuanya sudah tersusun dengan rapi dan bersih. Lalu disusul oleh Aster.

"Wah, ini rumah gue 'kan?" lalu tatapannya jatuh pada Alder yang sedang rebahan di sofa sembari bermain gim di tablet ayahnya.

"Apa tadi gue bilang, lo pasti cuma rebahan doang 'kan di dalem!" Aster marah.

Alder yang baru saja istirahat lantas terkejut. Pria itu menatap Aster tidak percaya karena dituduh tanpa bukti.

"Lo cuma rebahan doang, Der?" Kaisha ikutan kesal.

"Dih, enggak!" Alder beralih menatap ayahnya. "Dad, Alder dari tadi bantuin mommy kok."

Lalu Alana yang baru saja selesai memasak, muncul dari arah dapur.

"Mommy yang nyuruh Alder istirahat, soalnya kerjaan Alder baru aja selesai."

"Bah, lamban amat. Emang dia ngerjain apa aja?" tanya Aster penasaran.

"Semuanya. Mommy cuma tinggal masak doang."

Aster langsung menatap kembarnya dengan tatapan bersalah.

"Maaf, adek gue yang cantik."

"Ogah!"

***

Malamnya, mereka semua berkumpul di ruang tengah. Keluarga kecil itu terlihat tenang dan damai. Sebelum akhirnya, pertengkaran kecil antara saudara kembali terjadi.

Hal itu dimulai saat Aster dengan iseng memindahkan saluran televisi, padahal saat itu Kaisha dengan serius sedang menonton tayangan favoritnya.

Hal itu membuat Kaisha jadi marah. Ia merebut tablet yang sedang dimainkan oleh Alder, kemudian melemparnya ke wajah Aster dan berakhir mengenai pelipis gadis itu dengan sangat keras.

Aster jelas kesakitan, buktinya gadis itu langsung menangis. Damian yang melihat itu segera menghampiri Aster lalu memarahi Kaisha. Alana sendiri langsung membawa Aster ke dalam pelukannya lalu menenangkannya.

"Kaisha! Ini adek kamu loh, kamu mau dia gegar otak gara-gara perbuatan kamu?!"

"Lah, orang dia duluan kok yang usil!" Kaisha jelas tidak terima. Padahal ini semua bukan salahnya.

Kaisha menatap Aster dengan sinis lalu beralih menatap ibunya yang juga berada di pihak Aster. Kini Kaisha beralih menatap Alder yang duduk di antara mereka. Kaisha jadi salah fokus.

"Alder, lo dukung gue atau Aster?!"

Alder terlihat berpikir sejenak, "gue pilih Aster ah, soalnya lo yang salah."

Ekspresi Kaisha berubah jelek. Ia menatap keluarga di depannya yang seolah mengasingkan diri dari Kaisha.

Kaisha marah. Ia langsung pergi dari sana menuju ke kamarnya.

Setelah kepergian Kaisha, Alana langsung menatap suaminya dengan sinis. "Gara-gara kamu nih!"

Alana kemudian kembali menenangkan Aster.

"Aster, kalo kamu lagi nonton film kesukaan kamu, terus ada yang mindahin siarannya, kamu marah enggak?" Aster mengangguk.

"Nah, kakak kamu juga gitu. Kamu gangguin dia pas lagi nonton, dia pasti marah banget. Lain kali jangan gitu ya, liat sekarang. Iseng-iseng berhadiah kesakitan." Aster tiba-tiba tertawa karena merasa lucu dengan kalimat terakhir ibunya.

"Lain kali jangan gitu ya, Nak." Aster mengangguk lalu berpindah ke ayahnya.

"Daddy, jajan yok!"

"Ayok!"

Sementara Kaisha yang saat ini sedang menonton lewat laptopnya, langsung beranjak mengintip lewat jendela saat mendengar bunyi mobil.

Gadis itu bergumam kesal, "cih, dasar cengeng."

Lalu tiba-tiba seseorang mengetuk pintunya. Kaisha tidak peduli, gadis itu kembali menonton di laptopnya. Sedetik kemudian, Alana masuk ke dalam kamarnya.

"Kaisha, Mommy masuk ya?" Alana berjalan menghampiri Kaisha kemudian duduk di sampingnya.

"Kaisha marah sama mommy?" Kaisha mengangguk.

"Padahal Mommy mau bawa Kaisha besok jalan-jalan."

Kaisha melirik Alana sebentar lalu kembali menatap laptopnya dengan ekspresi datar, "beneran?"

Alana mengangguk lalu memeluk anak sulungnya yang masih menduduki bangku SMP itu.

"Beneran. Tapi Kaisha harus maafin Mommy, daddy sama adek-adek. Bisa?"

"Kaisha maafin, tapi besok kita jalan-jalan 'kan?"

Alana mengangguk. "Iya, besok kita jalan-jalan sama yang lain juga."

"Ok, Kaisha maafin kalian."

"Iya dong, anak Mommy 'kan pemaaf."

***

Heuheu, saya tiba-tiba kangen sama keluarga ini, jadi yaudah, saya bikinin 1 extra chapter:)

Btw jangan lupa tinggalkan jejak♡

[DIPUBLISH, RABU 16 FEBRUARI 2022]

SALAM HANGAT,

QUEEN MOCHI.

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang