46| Status Kaisha

7.5K 260 1
                                    

Ardan melangkahkan kakinya pergi dari sana, membawa hatinya yang hancur berkeping-keping.

Niatnya tadi ingin menyapa Kaisha untuk yang terakhir kalinya, namun ia justru mengetahui sebuah fakta yang mengejutkan. Gio dan Kaisha sudah pun berpacaran.

Sebenarnya Ardan sudah bisa menebak bahwa hal itu pada akhirnya akan terjadi, namun ia tidak menyangka akan secepat ini. Hati Ardan masih belum sepenuhnya siap. Ia masih sangat berharap pada Kaisha. Walaupun Kaisha sendiri tidak tahu perasaan Ardan yang sebenarnya.

Ardan menghidupkan motornya lalu pergi dari sana untuk menemui seseorang.

Dan setelah beberapa menit perjalanan, motor Ardan akhirnya berhenti tepat di hadapan sebuah rumah besar. Ardan turun dari motornya lalu memencet bel rumah tersebut.

Tidak lama menunggu, seseorang keluar untuk menyambut Ardan.

"Ayo masuk," ajak gadis itu.

Ardan mengangguk lalu mengekori Daisy dari belakang.

"Di rumah lo enggak ada orang?"

"Ada, nyokap gue. Tapi dia lagi bersihin rumah." Ardan hanya ber'oh' ria.

Dan mereka akhirnya sampai di kamar Daisy.

"Masuk aja."

Ardan melangkahkan kakinya masuk lalu merasa kagum saat melihat banyak foto Daisy dan Kaisha yang tertempel di kamar gadis itu.

Tatapan Ardan berhenti pada sebuah bingkai foto yang menunjukkan Kaisha dan Daisy sedang berfoto menggunakan baju sekolah mereka.

"Foto itu diambil sama bokap Kaisha pas kami baru pertama kali masuk SMA."

Tatapan Ardan beralih lagi. Kali ini ia menatap sebuah bingkai foto yang menunjukkan tiga gadis cantik sedang tertawa.

"Yang itu diambil pas kami naik kelas XI. Itu gue, Kaisha, sama Lili." Ardan ber'oh ria lalu memandang Daisy.

"Gue boleh ambil gambar yang ini enggak?" tunjuk Ardan pada foto tadi.

"Boleh, ambil aja. Lagian gue punya foto salinannya." Ardan mengangguk, mengambil foto tersebut lalu memasukkannya ke dalam tas. Ia kemudian duduk di sebuah kursi yang telah disediakan oleh Daisy.

"Boleh mulai hukumannya sekarang?"

Daisy mengangguk lalu mengambil peralatan make up dan benda lain yang telah ia sediakan. Ya, Ardan datang ke rumah Daisy untuk menyelesaikan hukumannya.

Daisy duduk di hadapan Ardan lalu mulai merias wajah pria itu dengan serius.

Dan beberapa menit kemudian, Daisy akhirnya selesai. Ia bertepuk tangan dengan gembira saat melihat hasilnya. Gadis itu kemudian mengambil ponselnya lalu diam-diam memotret Ardan yang sedang bercermin, mirip seperti orang dungu saja.

"Lo ngapain?!" Daisy tertawa lalu menyembunyikan ponselnya.

"Enggak ngapa-ngapain."

"B-bohong! Lo fotoin gue diem-diem 'kan?"

"Emang kenapa? Gue mau liatin Kaisha nanti."

"Enggak! Jangan Daisy! Gue janji deh bakalan ikutin perintah lo asalkan lo enggak liatin foto itu ke Kaisha."

"Hm, gue enggak tertarik. Tawaran lo sama sekali enggak menarik."

"Yaudah, gue traktir lo makan. Gimana?"

"Oke deal. Lo tungguin gue di bawah, gue mau ganti baju dulu."

"Tapi makeup gue gimana?"

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang