07| Murka

8.4K 314 0
                                    

"K-kak Gio?" pria itu keluar mobil lalu menatap Kaisha dan Daisy dengan alis terangkat.

"Ngapain?"

"Kita—"

"Kita abis jalan-jalan!" sela Kaisha cepat.

"Ngapain berdiri di samping mobil gue. Lo pikir gue enggak denger apa yang kalian ngomongin barusan?" Gio masih setia dengan wajah datarnya.

Speechless.

Kedua gadis itu membeo. Baru kali ini Kaisha dan Daisy mendengar Gio berbicara sepanjang itu. Kaisha dengan segera kembali mengangkat suara. "Kita enggak ngomongin Kak Gio kok."

Gio menaikkan sebelah alisnya. "Lo berdua nyebut nama bokap gue."

"Ada apa ini?" celutuk seseorang tiba-tiba membuat ketiganya langsung menoleh.

Pupil Kaisha dan Daisy kompak melebar dengan bibir yang sedikit terbuka. Lain dengan wajah Gio yang terlihat sangat kontras dengan wajah kedua gadis itu.

"Om Rafa?"

"Eh, Kaisha? Bukannya mau ke sekolah?"

"Sekolah?" Gio beralih menatap Kaisha dan Daisy dengan sorot bingung.

Sedangkan Kaisha, gadis itu tersenyum kecut lalu dengan segera pamit kepada Rafael.

"Kita pergi dulu, Om." setelah itu, Kaisha langsung pergi bersama Daisy.

Rafael menoleh terhadap Gio setelah kepergian dua gadis itu. "Kamu kenal sama mereka, Gi?"

Gio lantas menoleh. "Hm, Gio satu sekolah kayaknya."

Rafael tersenyum kecut saat mendengar kata terakhir yang dilayangkan Gio. Namun saat tersadar, Rafael menatap anaknya lalu tersenyum penuh arti. "Kaisha itu manis banget ya anaknya?" Gio menoleh sekilas.

"Gausah ngawur. Ayo pulang, entar mama nunggunya lama."

Mendengar kalimat anaknya, Rafael kembali tersenyum kecut.

Sedangkan di sisi lain, Kaisha dan Daisy kini sedang berada di sebuah restoran. Tadi ketika hendak menunggu taksi, tiba-tiba perut Kaisha berbunyi membuat Daisy dengan cepat membawanya masuk ke sebuah warung makan.

"Gue kenapa bego banget sih?" sesal Kaisha.

"Udah bego malah ngatain bego, lo bener-bener udah double bego." Kaisha cemberut.

"Gue harus gimana kalo ketemu daddy gue?" Daisy tersenyum lalu menepuk-nepuk pucuk kepala Kaisha.

"Sabar." Kaisha tersenyum masam lalu mulai makan saat pesanan mereka sudah tiba.

Tidak lama, matanya tiba-tiba tidak sengaja menangkap keberadaan kedua adik kembarnya. Kaisha spontan berdiri. Namun saat melihat keberadaan Damian yang juga ada di sana bersama mereka, Kaisha melotot lalu dengan cepat bersembunyi di bawah meja.

Daisy yang melihat hal itu, mengernyit bingung. Gadis itu ikut menoleh ke belakang lalu menemukan keberadaan daddy Kaisha dan si kembar yang berada tidak jauh dari mereka. Alhasil Daisy ikut bersembunyi.

"Da-daddy lo sama si kembar ada di luar."

Kaisha membuat komuk hampir menangis. "Kita sial banget hari ini. Niat gue pengen malak si kembar gak jadi, pas liat daddy gue."

Daisy tersenyum miris melihat sahabatnya. Namun saat tersadar sesuatu, ia mengernyit. "Tapi gue kenapa ikut-ikutan sembunyi? Gue 'kan enggak punya salah apa-apa."

"Emang lo mau diintrogasi sama daddy gue?" Daisy dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Kaisha tersenyum. "Anak pinter."

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang