23| Bertemu kembali dengan Liliana

8K 308 6
                                    

"Lo suka masak?" tanya Kaisha lalu kembali memasukkan potongan ayam ke dalam mulutnya.

Kini, mereka sedang makan bersama di meja makan. Kaisha yang berada di kursi paling depan, Ardan yang berada di samping kirinya dan Gio yang berada di samping kanannya.

"Suka sih."

"Lo belajar masak dari mana?"

"Gue dulu sering keluar negeri karna ikut olimpiade. Terus dikarenakan gue enggak terlalu suka makan makanan luar, jadi gue inisiatif belajar masak sendiri lewat browser."

Gio tiba-tiba menyentil dahi Kaisha membuat gadis itu meringis lalu menoleh.

"Gue salah apa lagi sih?!"

"Enggak usah banyak tanya, habisin makanan lo cepetan." Kaisha akhirnya hanya bisa mencibir.

Hening seketika.

"Oh ya, kalo bukan lo yang masak, siapa dong yang masakin lo tiap hari?" Ardan tiba-tiba bertanya.

"Dulu sih ada mommy gue yang tiap hari masakin kami sekeluarga, tapi mommy gue pergi, jadi tinggal Damian sama sopir rumah, Pak Dadan. Nah, yang sering masakin gue itu, Damian."

"Damian itu siapa?"

"Bokap gue."

Ardan mengernyit. "Lo manggil bokap lo Damian?"

"Iya, tapi enggak sering kok."

Ardan penasaran, "Kenapa?"

Gio berkomentar, "Enggak usah kepo, habisin makanan kalian cepetan." Kaisha kembali mendengus, sedangkan Ardan menyengir.

Setelah selesai, Kaisha langsung beserdawa membuat Gio menggelengkan kepalanya, sedangkan Ardan justru tertawa.

'Bener-bener dua orang yang enggak waras.'

Gio membatin lalu mengangkat piringnya menuju wastafel. Ardan kemudian menyusul. Sedangkan Kaisha hanya duduk anteng di tempatnya.

Gio kembali. "Angkat piring lo sendiri."

Kaisha menggeleng membuat Gio menatapnya dengan sorot rumit. "Gue enggak bisa bayangin kalo lo nantinya punya suami."

"Makanya gausah bayangin."

"Cewe sinting."

Ardan tiba-tiba muncul dari belakang Gio, "Baru tau lo?" pria itu lalu mengangkat piring Kaisha menuju wastafel, sedangkan Gio memijat keningnya yang mendadak terasa pusing.

Pria itu lalu berjalan keluar menuju ke ruang tengah namun sebelum itu, ia tidak lupa untuk menutup lauk yang tersisa di atas meja makan. Kaisha mengekorinya lalu disusul Ardan.

Gio mengambil tasnya membuat Kaisha langsung berdiri di hadapannya seraya merentangkan tangannya.

"Lo mau ke mana?"

"Pulang."

"Kok pulang?"

"Enggak lihat udah jam berapa? Lagian mama gue pasti udah nyariin." Kaisha akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah lalu beralih menatap Ardan yang juga mengambil tasnya.

"Lo juga mau pulang?" Ardan menoleh lalu mengangguk.

"Iya, mama gue juga udah pesan jangan pulang lewat." bibir gadis itu semakin cemberut.

"Kalo kalian pulang, yang temenin gue siapa?" Gio dan Ardan melirik satu sama lain.

Ardan berinisiatif untuk mendekat ke arah Kaisha lalu mengusap rambut gadis itu. "Kapan-kapan kita main lagi ke sini, oke?"

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang