01| Akaisha Xaviella Leonardo

18K 466 6
                                    

"Ci!" teriak Kaisha lalu menghampiri Daisy. Daisy adalah sahabat karib Kaisha sejak awal sekolah menengah.

"Bokap lo udah pulang?" tanya Daisy lalu menoleh.

Kaisha tersenyum lebar. "Udah. Gue juga bawa oleh-oleh buat lo."

Daisy terkekeh pelan lalu mencubit pipi Kaisha gemas. "Makin sayang deh." Kaisha menepisnya pelan lalu balas mencubit pipi Daisy. Keduanya pun lantas tertawa lalu berjalan beriringan menuju kelas mereka.

Kaisha bersekolah di SMA 2 Jakarta, Kelas XI. Berbeda dengan kedua adik kembarnya yang justru bersekolah di SMA 5 Jakarta Kelas X, salah satu sekolah yang juga cukup terkenal.

Kaisha memang meminta pada Damian agar memisahkan sekolah mereka dikarenakan kedua adiknya itu sering sekali mengganggunya, membuat Kaisha seringkali kesal setengah mati. Apalagi Astera, rasanya Kaisha ingin membuang adiknya itu ke negara yang sangat jauh dari jangkauan Kaisha.

***

Jam pelajaran pertama dimulai. Para guru mulai mengajar di kelas masing-masing.

"Oke, silakan kumpul PR yang kemarin Ibu berikan," ujar guru tersebut.

Para siswa mulai tegang. Sebagian mulai mengumpulkan tugas dan sebagian mulai mengacak-acak tas mereka tidak jelas. Tidak terkecuali Kaisha yang wajahnya sudah pucat. Ia ingat betul bahwa semalam ia lupa untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya dikarenakan terlalu sibuk dengan oleh-oleh yang dibawa pulang oleh ayahnya.

"Punya lo mana? Lupa ngerjain lagi?" tanya Daisy maklum, dikarenakan Kaisha selalu saja lupa mengerjakan tugasnya, membuat Daisy terkadang ikut pusing. Dan jangan lupakan fakta bahwa nilai Kaisha selalu tidak mencapai nilai rata-rata.

Kaisha tersenyum kecut. "Gue lupa, lagi."

"Again?!"

"Sebagiannya mana?!" seru guru tersebut seraya menatap garang para siswanya.

Tidak mendapatkan jawaban, guru tersebut menghela napas lelah. "Yang tidak kumpul PR, silakan keluar dari kelas saya, sekarang juga!" sebagian murid bersorak gembira dan sebagiannya lagi cemberut kesal.

***

Kaisha melangkahkan kakinya menuju ke rooftop. Saat sedang berjalan, secara tiba-tiba ia tidak sengaja menabrak tubuh seseorang.

Gadis itu spontan menunduk. "Eh maaf, gue enggak sengaja." Kaisha lalu mendongakkan kepalanya, menatap pria yang berdiri di hadapannya tersebut.

Kaisha yang seolah-olah berhipnotis oleh manik mata hitam legam milik pria itu, mendadak langsung terdiam memperhatikannya. Hingga akhirnya, tatapan Kaisha tidak sengaja turun ke bibir pria itu, membuat pria itu langsung berdeham dengan keras.

Saat tersadar akan lamunannya, Kaisha tersenyum kikuk lalu menundukkan kepalanya meminta maaf, sedangkan pria itu terdiam sejenak lalu berjalan melewati Kaisha.

Kaisha tersenyum kecut lalu menggelengkan kepalanya. "Inget Sha, lo udah punya pacar," gumam Kaisha menyadarkan dirinya. Ia lantas mengurungkan niatnya menuju ke rooftop, alhasil di sinilah ia sekarang.

Di perpustakaan.

Saat sedang asik memilih buku, matanya tiba-tiba tertuju pada buku tebal yang berada di rak atas. Dia pun berusaha berjinjit agar bisa menggapainya, namun tidak bisa, kakinya terlalu pendek.

Kaisha lantas mendengus sebal, hingga tiba-tiba sebuah tangan terulur mengambil buku yang diinginkan Kaisha. Setelah dapat, buku tersebut langsung ia berikan pada Kaisha.

Kaisha mendongakkan kepalanya. "Eh, lo lagi?"

"Tinggi itu ke atas bukan ke samping," sindir pria itu terang-terangan dengan raut wajah datar.

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang