20| Kaisha merencanakan sesuatu

8K 311 0
                                    

"I got you." Gio berujar dengan raut wajah tenang.

"G-gio?"

Kaisha meneguk ludahnya kasar lalu beralih menatap Ardan yang masih memijat keningnya. Setelah itu, ia kembali menatap Gio seraya menyengir.

"Gue enggak mau bolos kok, gue cuma mau makan di warung depan sana," alibi Kaisha berbohong seraya menunjuk warung di samping jalan depan sekolahnya.

"Kebohongan terdeteksi." Kaisha langsung menoleh terhadap Ardan lalu melotot.

"Ikut gue." Gio langsung menyeret Kaisha, tapi sebelum itu, Kaisha dengan segera ikut menyeret Ardan bersamanya.

'Selamat tinggal ketenangan...,'

***

"Ini semua salah lo! Lihat 'kan?! Kalo gue tau bakal dihukum bersihin toilet kayak gini, mending gue lari lapangan aja tadi!"

"Kok nyalahin gue? Kan kita tadi sama-sama sepakat dan lo sendiri setuju."

"Jawab aja terus! Jawab! Dikasih tau malah jawab mulu." Ardan menyengir lalu kembali membersihkan lantai toilet sekolah.

Sedangkan Kaisha diam-diam melirik Gio yang kini sedang memperhatikan mereka. Saat sadar Gio balas menatapnya, Kaisha memalingkan wajahnya lalu mendengus sebal. Diam-diam, sudut bibir Gio terangkat.

Kaisha menghempaskan spons yang ia gunakan untuk membersihkan cermin, lalu beralih menatap Gio.

"Gue capek, laper."

"Gue juga," celutuk Ardan santai, namun pria itu masih sibuk membersihkan lantai.

"Selesaikan hukuman kalian dulu."

"Enggak, gue laper. Terus, pasti sekarang kelas gue udah ada gurunya,"

"Kelas XI IPS 2 lagi jam kosong." Gio menjawab dengan santai.

"Kelas lo? Pasti kelas lo lagi ada guru."

"Kelas XII IPA 1 juga jam kosong." Kaisha meringis.

"Yaudah, gue mau ke toilet cewe. Toilet cowo terlalu mesum bagi gue."

Gio mengernyit. "Enggak. Nanti lo kabur."

"Enggak ish!" Kaisha berjalan melewati Gio.

"Kabur aja. Gue bisa ngasih lo hukuman tambahan besok." Kaisha berdecak lalu menatap Gio tidak suka. Setelah itu, ia memalingkan wajahnya lalu berjalan menuju ke toilet cewe.

Saat berada di depan pintu toilet, langkah Kaisha mendadak terhenti. Gadis itu menajamkan pendengarannya lalu menempelkan telinganya di pintu toilet perempuan.

***

"Kayaknya, aku hamil deh," ujar Liliana. Kini, mereka sedang berada di toilet perempuan. Saat mendapat gejala-gejala hamil, Liliana segera memastikannya lewat browser. Liliana juga sudah memeriksa lewat test pack kehamilan. Dan benar saja, gadis itu benar-benar hamil anak Adrian.

Setelah berhubungan intim dengan Adrian tempo hari, tepatnya saat Adrian hilang kendali karna merasa telah gagal menjadi kekasih Kaisha, dua hari setelah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa kekasihnya itu, sejak itu juga Liliana sering membawa test pack sebagai langkah untuk berjaga-jaga, siapa tau suatu saat ia akan membutuhkannya.

Adrian masih tertegun.

Pria itu ragu-ragu mengusap perut Liliana yang masih rata. "Kamu ... beneran hamil?" Liliana mengangguk.

Mata Adrian berkaca-kaca. "Kamu harus jaga kandungan kamu baik-baik, jaga anak kita. Pulang nanti, aku bakal bicarain semua ini sama keluarga aku." Liliana mengangguk

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang