48| Happy birthdie

7.6K 291 7
                                    

Kaisha terbangun saat seseorang menggerak-gerakkan lengannya dengan pelan. Gadis itu membuka matanya lalu menguap lebar.

"Selamat ulang tahun, Sha," ucap Damian lalu mengecup dahi anak gadisnya yang masih berbaring.

Kaisha tersenyum lalu bangun. Ia kemudian memeluk tubuh ayahnya dengan sayang. "Makasih Dad. By the way, kado Kaisha mana?" tanya Kaisha seraya melepaskan pelukannya lalu menengadahkan tangannya.

Damian terkekeh lalu mengambil sebuah kotak kecil dari belakang tubuhnya. Setelah itu ia berikan pada Kaisha.

Kaisha terlihat antusias. Gadis itu membuka kado yang diberikan oleh Damian kemudian tersenyum lebar.

Damian memberikan Kaisha sebuah kalung perak berliontin bunga. Dan di tengah liontin tersebut terdapat sebuah permata putih kecil.

"Kamu suka?" Kaisha mengangguk.

"Sini Daddy pasangin." Damian mengambil kalung tersebut lalu mengalungkan ke leher Kaisha.

Kaisha menyengir. "Cantik."

Damian tertawa, "Sekarang Kaisha mandi terus ke sekolah bareng Daddy." Kaisha mengangguk lalu beranjak dari sana.

Setelah kepergian Kaisha, Damian tersenyum kecil lalu terkejut saat ponsel di sakunya tiba-tiba berbunyi.

Damian mengeluarkan ponselnya lalu mengusap tombol hijau pada layar ponsel.

"Halo."

"Sayang, kamu gak ke sini? Aku sama anak kita kangen loh sama kamu."

"Hari ini aku enggak bisa, Kaisha lagi ulang tahun. Jadi, aku mau luangin waktu aku sama Kaisha."

"Terus aku gimana? Kamu gak peduli gitu sama aku? Kamu gamau luangin waktu kamu sama aku? Sayang, aku lagi sendiri lho di rumah, Abi udah enggak ada di sini. Aku kesepian enggak ada siapa-siapa. Terus kalo terjadi apa-apa sama aku dan anak kita gimana? Kamu tega?"

"Enggak gitu Ra, kamu ngertiin aku dong. Kaisha lagi ulang tahun dan aku gamau ngecewain dia. Kamu tau 'kan, ini pertama kalinya Kaisha ulang tahun tanpa istri aku."

Kalimat terakhir Damian membuat emosi Rania tersulut.

"Kamu selalu aja gitu! Anak kamu mulu, terus sama aku enggak pernah! Kamu bener-bener ngecewain aku!"

Setelah itu, Rania langsung mematikan sambungannya secara sepihak, membuat Damian mendesah frustasi.

Tanpa Damian ketahui, seseorang menguping percakapan mereka dengan perasaan geram.

Kaisha mengepalkan tangannya. "Lo selalu aja nyusahin."

***

Kaisha berpapasan dengan Alan saat keluar dari kamar.

"Happy birthday, Baby," ujar Alan lalu mengecup kedua pipi Kaisha.

Kaisha tersenyum lalu memeluk tubuh Alan. "Makasih, Om."

Kaisha kemudian melepaskan pelukannya, "Yaudah, Kaisha ke sekolah dulu. See you." Alan melambaikan tangannya.

Saat di dalam mobil, Kaisha terus saja diam membuat Damian sedikit bingung. Pria paruh baya itu lantas menoleh.

"Sha, pulang sekolah nanti tungguin Daddy jemput ya?"

"Enggak usah. Kaisha ada urusan sama temen."

Damian mengangguk mengerti. Sementara Pak Dadan yang berada di jok mengemudi hanya bisa melirik Damian dengan tatapan iba.

"Tapi pulangnya jangan lama ya, Daddy mau masak sesuatu buat Kaisha."

Perkataan Damian membuat Kaisha dengan spontan menoleh terhadapnya. Pikiran Kaisha berkelana ke masa lalu.

Surrender✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang