Keesokkan paginya, ketika Huang Zixia baru saja bangun, Huang Zixia menemukan orang-orang dari kediaman Putri Tongchang sudah menunggunya di depan pintu masuk kamarnya. Kasim yang bernama Deng Chunmin, dengan wajah sedih, memohon kepada Huang Zixia, "Kasim Yang, tolong cepatlah. Kemarin Tuan Putri memintaku untuk membawamu ke sana, maka tolong selamatkan aku!"
Huang Zixia memandang ke langit, dan bertanya dengan heran, "Masih sepagi ini dan Tuan Putri sudah menanyakan mengenai masalah ini?"
"Tuan Putri belum bangun, tetapi bagaimana jika nanti Tuan Putri bangun dan menanyakan masalah ini? Aku harus segera membawamu ke kediaman Tuan Putri, bukan?"
Karena permohonan dari Deng Chunmin itu, maka Huang Zixia pun mandi dengan cepat, dan kemudian mengikuti Deng Chunmin untuk pergi ke kediaman Putri Tongchang.
Kediaman Putri Tongchang memang merupakan suatu tempat dimana emas menjadi pagar pembatasnya dan giok sebagai temboknya. Meski tidak semegah Istana Kekaisaran, tetapi terdapat ornamen emas pada atapnya, juga terdapat lonceng emas diantara bunga-bunga untuk mengusir burung. Tirai bambu dengan kawat yang terbuat dari emas dan perak ditata dengan sangat cermat. Kemewahan tempat tersebut menimbulkan efek yang sangat mempesona.
Huang Zixia berdiri dengan tenang di halaman depan kediaman Putri Tongchang itu, menunggu dirinya dipanggil.
Pagi itu embun masih belum menghilang, dan burung-burung berkicau di atas kepala mereka. Huang Zixia sedang menyaksikan semua itu, ketika terdengar suara seseorang yang masih mengantuk dan juga sangat menyedihkan dari arah samping, "Kasim Yang, kau juga berada di sini?"
Huang Zixia menoleh dan melihat bahwa orang itu adalah Cui Chunzhan, Menteri Muda dari Pengadilan Pusat. Cui Chunzhan memimpin empat pejabat dari Pengadilan Pusat dengan putus asa, dan setelah menyapa Huang Zixia, Cui Chunzhan duduk di kursi yang ada di sebelah Huang Zixia dengan wajah sedih, "Kasim Yang, apakah kau sudah sarapan?"
"Belum." Jawab Huang Zixia dengan tenang sambil melirik bekas tamparan di wajah Cui Chunzhan itu.
"Aku juga." Cui Chunzhan menyadari arah tatapan mata Huang Zixia itu, dan Cui Chunzhan pun dengan sedih menutupi pipinya itu dan berkata, "Aku bangun terlalu pagi dan mengejutkan harimau betinaku, dan akibatnya ..."
Huang Zixia teringat reputasi Cui Chunzhan sebagai orang pertama yang paling ditakuti di Pengadilan Pusat, maka Huang Zixia pun hanya bisa tertawa tanpa mengucapkan apa-apa.
Cui Chunzhan merasa malu, oleh karena itu Cui Chunzhan pun menambahkan, "Istriku juga merasa sedih karena aku bangun terlalu pagi dan kemudian menyibukkan diriku dengan tugas-tugas resmiku, padahal istriku itu ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamaku, dan tidak bisa mengungkapkan keinginannya itu, apakah menurutmu seperti itu, Kasim Yang?"
"Tepat sekali." Kata Huang Zixia dengan tegas.
Melihat Huang Zixia membenarkan penjelasan mengenai istrinya itu dengan sangat tegas, maka Cui Chunzhan pun merasa senang. Ketika Cui Chunzhan menoleh, Cui Chunzhan melihat seorang gadis pelayan masuk sambil membawa kotak makanan, maka Cui Chunzhan pun merasa semakin senang, "Bagus! Kita masih bisa sarapan terlebih dulu."
Gadis pelayan itu tersenyum, kemudian membuka kotak makanan itu dan mengeluarkan kue juga bubur yang ada di dalam kotak makanan itu. Cui Chunzhan menyuruh semua orang untuk duduk dan kemudian mereka pun makan bersama.
Deng Chunmin dengan cepat membagikan semangkuk kecil bubur kepada semua orang yang ada di ruangan itu. Cui Chunzhan memandangi gadis pelayan yang tampak bersih itu, dan kemudian bertanya, "Apakah kau ini merupakan pelayan Tuan Putri?"
"Hamba bernama Chui Zhu. Sejak kecil, hamba sudah mengikuti Tuan Putri. Dan ketika Tuan Putri menikah dan keluar dari Istana, hamba tetap mengikuti Tuan Putri." Ketika Chui Zhu tersenyum, matanya tampak melengkung, ditambah dengan pipinya yang berwarna merah muda, meskipun wajahnya tidak cantik, tetapi penampilan Chui Zhu yang begitu lembut itu tidak mudah untuk dilupakan, "Tuan Putri mengatakan bahwa Menteri Muda Cui dan Kasim Yang mungkin tidak mengetahui situasi di kediaman Tuan Putri ini. Jika anda berdua membutuhkan sesuatu, anda bisa menanyakannya kepada saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)
Mystery / ThrillerPetir yang ada di langit menyambar seorang kasim yang tinggal di Istana seorang Putri hingga tewas, layaknya karma yang diterima oleh kasim itu. Dalam suatu musibah, secara tidak sengaja ditemukan bahwa peristiwa meninggalnya seorang warga sipil bia...