Bab 23: Suatu Senja di Dinasti Tang - bagian 2

92 10 4
                                    

Istana Pangeran Kui, Paviliun Zhenliu.

Jing Yu kembali untuk melaporkan tugasnya, "Yang Mulia, Lu Dicui ... saya tidak tahu ke mana dia pergi."

Li Shubai sedikit mengernyit. Sambil meletakkan pena di tangannya, dia pun bertanya kepada Jing Yu, "Bukankah sudah kukatakan kepadamu untuk mengikutinya keluar dari Pengadilan Pusat?"

"Ya, tetapi ketika dia tiba di luar gerbang kota, dia telah menarik perhatian orang lain. Hamba mencoba mencari cara untuk maju dan melindunginya. Tapi, kemudian ada seorang pria yang lewat dan menyelamatkannya." kata Jing Yu, "Hamba ingat, Pangeran memerintahkan untuk mengawal Lu Dicui keluar dari ibu kota. Melihat Lu Dicui naik perahu dan pergi, hamba pun berhenti mengikutinya."

"Ya, istanaku bisa membantunya untuk sementara waktu. Tapi, tidak bisa melindunginya selamanya. Jadi, biarkan saja dia pergi." kata Li Shubai ketika mendengar bahwa Lu Dicui sudah berhasil keluar dari bahaya.

Jing Yu mengiakan, tetapi dia tidak segera pergi dari tempat itu. Melihat Jing Yu seperti itu, Li Shubai pun mengerti bahwa ada sesuatu yang masih ingin dikatakan oleh Jing Yu. Oleh karena itu, Li Shubai pun memberi isyarat kepada Jing Yu untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Orang yang menyelamatkan Lu Dicui pada saat itu adalah Yu Xuan, cendekiawan Akademi Kekaisaran yang baru saja mengundurkan diri dari jabatannya."

Li Shubai berpikir sebentar. Dia hanya mengeluarkan suara "hmm" dan tidak mengatakan hal yang lainnya lagi.

Jing Yu yang cerdas dapat memahaminya dan dia pun memberi hormat kepada Li Shubai, "Hamba meminta izin kepada Yang Mulia untuk pergi terlebih dahulu."

Li Shubai melambaikan tangannya. Setelah Jing Yu pergi, Li Shubai duduk sendirian di paviliun yang terletak di dekat danau itu. Angin yang berasal dari danau berembus ke arahnya. Namun, Li Shubai malah merasakan panas yang begitu menyengat.

Li Shubai tanpa sadar berdiri, lalu berjalan menyusuri sepanjang jembatan melengkung yang melintasi danau yang dipenuhi dengan bunga teratai yang sedang mekar itu. Dia berjalan menuju halaman depan.

Jing Ju, yang sedang bertugas hari ini, sedang duduk di aula samping. Dia berbicara dengan Huang Zixia yang berada di seberangnya sambil mengupas biji teratai dan memakannya bersama Huang Zixia.

"Hei Chonggu, kudengar kau akan pergi ke daerah Shu bersama Pangeran? Bagaimana di Shu? Tempat itu dijuluki provinsi surgawi, aku dengar pemandangan di sana sangat indah!"

"Hmm, kurasa kami akan segera pergi ke sana." kata Huang Zixia dengan lembut sambil memegang dagunya dan memandang permukaan kolam teratai. Tatapan matanya tertuju pada satu titik kosong di udara. Seolah-olah dia sedang melihat sesuatu yang jauh letaknya, tetapi berada dekat dalam jangkauannya.

Li Shubai mengawasi Huang Zixia melalui jendela dan memikirkan Yu Xuan yang mengatakan bahwa dia akan menunggu Huang Zixia di Yizhou.

Yu Xuan.

Yu Xuan adalah orang yang agak sedikit rumit dan Li Shubai tidak tahu bagaimana menggambarkan orang tersebut.

Yu Xuan dicurigai melakukan pembunuhan, mungkin hal tersebut ada hubungannya dengan kematian orang tuanya. Namun, Yu Xuan berhati murni. Dia membantu anak-anak dan gadis yatim piatu. Dia tidak pernah memberitahukan namanya demi untuk mendapatkan balas jasa dari orang yang sudah ditolongnya itu. Yu Xuan yatim piatu dan merupakan seorang pria yang mandiri. Namun, dia juga orang yang membuat dirinya sendiri tercela. Dia berani berhubungan dengan wanita seperti Selir Guo. Jika dia mencintai Huang Zixia, mengapa dia menyerahkan surat cinta Huang Zixia sebagai bukti yang memberatkan Huang Zixia? Selain itu, Yu Xuan juga bersikeras bahwa Huang Zixia adalah pembunuh keluarganya sendiri. Jika Yu Xuan membenci Huang Zixia, mengapa dia rela meninggalkan masa depannya yang cerah di ibu kota ini untuk kembali ke Yizhou dan menunggu Huang Zixia kembali untuk membersihkan namanya?

The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang