Pintu dan jendela di dalam ruangan itu tertutup rapat, sehingga terasa panas dan tidak nyaman karena kurangnya ventilasi udara pada saat musim panas seperti itu. Di dalam ruangan itu, terdapat deretan rak dengan berbagai kotak dan peti di atasnya, jelas ruangan itu merupakan gudang pribadi milik Putri Tongchang.
Luo Pei berjalan menghampiri rak yang ada di sudut ruangan, berlutut dan mengeluarkan sebuah peti dari dasar rak itu, kemudian membuka peti itu dengan menggunakan kunci yang baru saja diberikan oleh Chui Zhu kepadanya.
Di dalam peti itu terdapat sebuah kotak kecil yang berukuran sekitar satu kaki persegi, Luo Pei mengambil kotak kecil itu dan kemudian membukanya.
Di dalam kotak kecil itu terdapat alas kotak yang terbuat dari beludru berwarna ungu, akan tetapi selain alas kotak itu, tidak terdapat apa-apa di dalam kotak kecil itu.
"Karena sehari sebelumnya Tuan Putri mengalami mimpi buruk itu, maka Tuan Putri meletakkan Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan itu dengan tangannya sendiri ke dalam kotak kecil ini, dan Tuan Putri sendiri melihat kami meletakkan kotak kecil ini ke dalam peti. Setelah mengunci peti ini, Tuan Putri kemudian menyimpan kunci itu ke dalam laci kecil yang ada di ujung tempat tidurnya itu. Tuan Putri juga memerintahkan kami untuk meletakkan peti itu di sini." Ketika Luo Pei menceritakan semua itu, Luo Pei masih terlihat marah dan cemas, kemudian Luo Pei kembali berkata, "Saya dan Chui Zhu yang membawa peti itu ke rak yang ada di sudut ini dengan tangan kami sendiri. Kami berpikir bahwa bagian bawah pojok rak ini adalah tempat yang paling tepat, maka kami pun meletakkan peti itu di sini. Saat itu ada beberapa orang yang ikut masuk ke dalam ruangan ini. Kami semua melihat peti itu dibawa masuk dan diletakkan di ruangan ini. Setelah meletakkan peti itu di bagian bawah pojok rak ini, kami semua pun pergi. Akan tetapi pagi ini Tuan Putri mengatakan bahwa dia merasa sangat gelisah. Kemudian Tuan Putri mengambil kunci peti yang ada di laci ujung tempat tidurnya itu, menyerahkan kunci itu kepada kami, dan meminta kami untuk mengambilkan tusuk kundai itu untuknya. Saya pergi ke ruangan ini bersama dengan Chui Zhu dan juga yang lain. Ketika Chui Zhu membuka peti ini dan mengeluarkan kotak kecil ini, kemudian melihat ke dalam kotak kecil ini, Chui Zhu segera saja berteriak, karena ternyata kotak kecil ini sudah kosong isinya!"
Huang Zixia dan Li Shubai saling memandang satu sama lain, dan sedikit mengernyit.
"Para penjaga kemudian segera datang, kami dan semua orang yang tinggal di Paviliun Qi Yun langsung dibawa untuk digeledah. Tempat tidur, paviliun, dan halaman tempat tinggal semua orang yang ada di kediaman Tuan Putri ini juga digeledah secara menyeluruh, akan tetapi Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan itu tidak lagi ditemukan. Seolah-olah ... Permaisuri Pan Yu'er dari Qi Selatan itu ... benar-benar sudah mengambil Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan itu ..." kata Luo Pei dengan ketakutan, "Ini bukan masalah menyalahkan hantu atau setan! Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan bukanlah tusuk kundai yang bentuknya sangat kecil, tusuk kundai ini bentuknya besar dan dipahat dengan ukiran Burung Luan Sembilan, siapa yang bisa mengambil tusuk kundai ini dari dalam kotak yang dimasukkan ke dalam peti diantara banyaknya kotak dan peti yang ada di ruangan ini, dan kemudian membawa pergi tusuk kundai itu tanpa suara?"
Huang Zixia dan Li Shubai melihat bahwa mereka berdua memiliki pemikiran yang sama ketika mata mereka berdua saling bertatapan satu sama lain – kertas kutukan itu. Kertas kutukan aneh milik Li Shubai yang berasal dari Xuzhou, yang diletakkan tepat di dalam dua lapisan alat pengunci.
Mungkinkah di dunia ini benar-benar ada cara untuk mengambil sesuatu lewat udara dengan menggunakan sihir?
Luo Pei yang tidak melihat Huang Zixia dan Li Shubai saling berpandangan satu sama lain, terus saja melanjutkan ceritanya itu dengan khawatir, "Begitu Tuan Putri mendengar berita itu, Tuan Putri langsung saja jatuh sakit. Yang Mulia Pangeran juga tahu bahwa sejak kecil Tuan Putri tidak boleh merasakan ketakutan, kegembiraan, ataupun kesedihan yang teramat sangat, jika tidak, Tuan Putri akan langsung menderita nyeri dada. Ketika Wei Ximin meninggal, Tuan Putri sudah jatuh sakit. Ketika Menantu Laki-laki Kaisar terluka, Tuan Putri kembali mengalami syok, ditambah lagi tadi malam Tuan Putri mendengar berita bahwa ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)
Misterio / SuspensoPetir yang ada di langit menyambar seorang kasim yang tinggal di Istana seorang Putri hingga tewas, layaknya karma yang diterima oleh kasim itu. Dalam suatu musibah, secara tidak sengaja ditemukan bahwa peristiwa meninggalnya seorang warga sipil bia...