Bab 16: Jejak Malam pada Sulaman di Siang Hari - bagian 1

116 18 6
                                    

Huang Zixia menatap Lu Dicui, dan berkata dengan nada selembut mungkin, "Nona Lu, aku yakin bahwa Ziqin juga telah berbicara kepadamu. Sekali lagi, jika ada hal-hal kecil yang lainnya lagi, tolong beritahukan hal itu kepada kami."

Lu Dicui berdiri dengan takut-takut dan berkata dengan suara yang rendah, "Aku ... aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan, aku sudah mengatakan semuanya pagi tadi ..."

Melihat Lu Dicui panik dan ketakutan, Zhou Ziqin pun melambaikan tangannya dan menjelaskan, "Jangan salah paham, jangan salah paham, Kakak Zhang'er adalah teman kami, jadi kau juga teman kami, anggap saja semua ini seperti obrolan biasa diantara sesama teman!"

Huang Zixia melihat ekspresi di wajah Lu Dicui yang masih tampak ragu-ragu itu, maka Huang Zixia pun mengangkat tangannya untuk menepuk punggung Zhang Xingying, dan berkata, "Nona Lu, percayalah pada kami. Bagaimanapun juga, kami akan selalu berada di sisimu. Jika orang-orang dari Pengadilan Pusat nanti datang, aku khawatir kau akan lebih ketakutan lagi karenanya."

Mendengar Huang Zixia berkata seperti itu, Zhang Xingying pun dengan cepat menganggukkan kepalanya dan menundukkan kepalanya untuk menghibur Lu Dicui, "Jangan khawatir, Kasim Yang sangatlah hebat. Tidak ada misteri di dunia ini yang tidak dapat dipecahkan oleh Kasim Yang. Aku yakin, selama kau mengatakan yang sebenarnya, Kasim Yang pasti bisa membantumu!"

Lu Dicui mengangkat kepalanya, mata Lu Dicui menatap Zhang Xingying dalam-dalam untuk waktu yang lama, dan menunjukkan ekspresi yang hampir terlihat datar di wajahnya itu, "Tetapi ... aku tidak memiliki apapun untuk dikatakan, aku yang telah membunuh kedua orang itu."

"Tidak ada gunanya membohongi kami!" Huang Zixia menyela perkataan Lu Dicui itu, dan menatap Zhou Ziqin. Zhou Ziqin pun langsung dapat memahami maksud Huang Zixia itu, dan Zhou Ziqin pun dengan cepat berkata, "Nona Lu, mayat Sun Laizi itu diperiksa sendiri olehku. Luka pada mayat itu, aku dapat mengingatnya dengan sangat jelas."

Sambil berkata seperti itu, Zhou Ziqin pun berbalik dan pergi keluar untuk mematahkan sebuah ranting pohon dan memberikannya kepada Lu Dicui, "Nona Lu, anggap aku sebagai Sun Laizi dan tunjukkan kepada kami situasi yang terjadi pada saat itu. Kau mengatakan bahwa Sun Laizi sedang berdiri di pintu, maka kau mengangkat pisau dan menikam Sun Laizi sebanyak dua kali, bukan?"

"Ya ..." jawab Lu Dicui dengan suara gemetar sambil memegang ranting pohon di tangannya itu.

"Kemudian, bagaimana kau menikam Sun Laizi pada saat itu?"

Lu Dicui terlihat ragu-ragu, kemudian Lu Dicui memandang Zhang Xingying, dan setelah itu memperhatikan ranting pohon yang ada di tangannya itu, tetapi akhirnya Lu Dicui pun mengangkat ranting pohon itu dan menusukkan ranting pohon itu ke arah dada Zhou Ziqin.

Zhang Xingying merasa sangat cemas dan ingin segera menghentikan Lu Dicui itu, ketika Zhou Ziqin dengan cepat meraih pergelangan tangan Lu Dicui dan menghentikan gerakan tangan Lu Dicui itu di udara, "Nona Lu, jika seseorang menikam tepat di depan orang yang ditikamnya itu, maka luka yang ditimbulkan dari tikaman itu seharusnya bentuknya pasti dari atas ke bawah. Sayangnya, luka yang ada di tubuh Sun Laizi itu bentuknya dari kiri ke kanan, itu artinya, Sun Laizi ditikam pada saat di berbaring miring ke kanan. Luka di tubuh Sun Laizi itu sedikit miring ke bawah, maka kami menyimpulkan bahwa pelakunya pasti memanfaatkan situasi ketika Sun Laizi sedang tidur, dengan berjongkok di depan ranjang Sun Laizi yang rendah itu, dan kemudian menikam Sun Laizi dengan pisaunya itu, tidak seperti yang kau katakan itu, yaitu kau menikam Sun Laizi ketika Sun Laizi datang untuk membukakan pintu rumahnya."

"Jadi, jika kau masih tetap bersikeras bahwa kau yang telah membunuh Sun Laizi, maka tolong beritahu kami, bagaimana kau bisa masuk ke dalam rumah Sun Laizi yang seperti sangkar besi itu, dan membunuh Sun Laizi ketika Sun Laizi sedang tidur? Dan bagaimana kau keluar dari rumah Sun Laizi yang pintu dan jendelanya dikunci dari dalam itu?"

The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang