Bab 19: Seruan Ratusan Tahun - bagian 1

107 18 9
                                    

Setelah meninggalkan daerah Daning, Zhou Ziqin menuju ke Barat Daya, Huang Zixia menuju ke arah Tenggara, keduanya pun berpisah dan kembali ke kediamannya masing-masing.

Ketika Huang Zixia mendekati daerah Xingning, tiba-tiba dia melihat banyak orang yang berlarian di jalan, dan yang lainnya berteriak, "Cepat pergi ke kediaman Pangeran Enam Belas! Jika terlambat, tidak akan kebagian!"

Huang Zixia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Ketika dia masih tertegun seperti itu, seorang wanita tua yang ikut berlari di tengah kerumunan orang-orang yang penuh sesak itu tiba-tiba saja jatuh ke tanah, dan berteriak mengaduh. Huang Zixia pun bergegas untuk membantu wanita tua itu berdiri dan bertanya, "Nenek, Anda mau pergi kemana?"

"Oh, aku mendengar bahwa Kaisar dan Selir Guo menyebarkan uang di semua tempat di dekat kediaman Tuan Putri. Kami semua hendak pergi ke sana untuk mengumpulkan uang-uang itu!"

Huang Zixia, yang tidak tahu apa yang sedang terjadi, dengan cepat mengikuti kerumunan orang-orang itu.

Ketika Huang Zixia sampai di sana, sudah banyak orang yang bergerombol di sekitar pintu gerbang kediaman Putri Tongchang, orang-orang itu membungkuk untuk mencari sesuatu di tanah. Huang Zixia tidak punya pilihan lain selain bertanya pada seseorang yang sedang memegang sesuatu di tangannya, "Saudaraku, aku mendengar bahwa Kaisar dan Selir Guo menyebarkan uang, apakah hal itu benar?"

"Menyebarkan uang apanya?" Pria yang lebih tua itu tampaknya merupakan seorang juru tulis, dan dia mengulurkan tangannya agar Huang Zixia dapat melihatnya. Huang Zixia melihat di telapak tangan pria itu terdapat hiasan bunga perak dengan mutiara, dan modelnya sangatlah indah, benda tersebut pastilah merupakan perhiasan Istana.

"Baru saja, Kaisar dan Selir Guo berkunjung ke kediaman Putri Tongchang, untuk menyaksikan tarian koreografi Li Kehe yang terbaru. Dari Istana sampai ke kediaman Tuan Putri ini, para penari itu mengenakan brokat, ratusan orang dari Istana Daming datang kemari, mereka bernyanyi dan menari sepanjang jalan, hingga perhiasan mereka banyak berjatuhan ke tanah, orang-orang ini datang kemari untuk memunguti perhiasan yang terjatuh itu."

Huang Zixia tiba-tiba menyadari, di tengah kebisingan suara orang-orang yang ada di sekitarnya, samar-samar dia dapat mendengar suara nyanyian dan tarian dari dalam kediaman Putri Tongchang.

Huang Zixia menjauh dari pintu gerbang itu, dan pergi ke tempat yang sudah jarang terdapat orang-orang bergerombol, di sana dia benar-benar dapat mendengar ratusan orang bernyanyi bersama di dalam kediaman Putri Tongchang, nadanya berduka, seolah-olah membawa selubung kesedihan. Huang Zixia berdiri di sini dan mendengarkannya dari kejauhan, dia merasakan ribuan kesedihan di dadanya, begitu sedih dan murung.

Huang Zixia bersandar di dinding, dan diam-diam menatap ke langit. Sore di musim panas itu, tidak ada angin, nada-nada di kejauhan terbawa oleh udara. Nada yang sedih semacam itu terjalin dengan cara yang tidak terhitung jumlahnya, memotong rasa sakit pada bagian tertentu di dalam hatinya, dan air mata Huang Zixia pun tanpa sadar menetes.

Huang Zixia merasakan wajahnya dipenuhi dengan air mata dan dia pun merasa malu, maka Huang Zixia mengangkat tangannya untuk mengambil saputangannya, dan kemudian dia menyadari bahwa saputangannya itu sudah dia gunakan untuk membungkus abu dupa wangi di rumah Sun Laizi, sehingga saputangan itupun tidak bisa lagi dia gunakan.

Huang Zixia memegang sisa abu dupa wangi itu di tangannya, dan merasa bingung ketika seseorang di belakangnya tiba-tiba saja memberikan saputangan putih bersih kepadanya.

Huang Zixia menoleh, membuka matanya lebar-lebar, dan menatap orang itu melalui tetesan air matanya yang berkilauan.

Yu Xuan.

The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang