Mendengarkan kata-kata Huang Zixia itu, Li Shubai tiba-tiba saja menjadi linglung. Berdiri di hadapan Huang Zixia, Li Shubai memperhatikan penampilan Huang Zixia itu untuk waktu yang lama tanpa bergerak sedikit pun.
Tubuh Huang Zixia yang langsing itu berbaring miring di atas kursi empuk, dalam balutan pakaian kasim berwarna merah dan ikat pinggang berwarna hitam. Dua atau tiga helai rambut Huang Zixia melilit leher Huang Zixia. Untaian rambut berwarna hitam di atas kulit Huang Zixia yang putih itu terlihat sangat mencolok, membuat orang tanpa sadar menunduk untuk memperhatikan dan mengikuti setiap lekuk tubuh Huang Zixia itu.
Sedikit rasa panas yang membara tiba-tiba saja berdesir di dalam dada Li Shubai, rasa panas itu terasa sedikit naik-turun di dalam dada Li Shubai. Dalam sekejap Li Shubai langsung menyadarinya, dan Li Shubai pun langsung berbalik dan duduk kembali di depan mejanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Dan Huang Zixia pun menatap Li Shubai dengan bingung. Huang Zixia bertanya-tanya mengapa Pangeran Kui ini, yang biasanya selalu bersikap sangat tenang itu, tiba-tiba saja bersikap aneh seperti itu.
Huang Zixia menyandarkan tubuhnya sebentar, dan merasakan rasa pusingnya itu sudah menghilang, maka Huang Zixia pun segera kembali duduk dan berkata kepada Li Shubai, "Saya tidak berani mengganggu Yang Mulia lagi, hamba akan pergi sekarang."
Li Shubai memperhatikan langkah kaki Huang Zixia yang sedikit terhuyung-huyung itu. Li Shubai ingin mengatakan sesuatu tetapi kata-kata itu ditelannya kembali, akan tetapi pada saat Huang Zixia mencapai pintu, Li Shubai pun akhirnya berkata, "Jangan pergi menemui Zhang Xingying malam ini."
Huang Zixia kembali menatap Li Shubai dengan heran.
"Melihat penampilanmu yang gemetar, lemah, dan tertatih-tatih itu, aku khawatir jika aku harus menjemputmu di jalanan besok pagi."
Huang Zixia tidak bisa menahan senyum, dan kemudian berkata, "Jika demikian, saya akan bangun pagi-pagi sekali, dan pergi ke sana besok."
"Hmm." Li Shubai berdiri, dan kemudian menemani Huang Zixia keluar dari paviliun peristirahatan itu.
Huang Zixia tidak tahu kemana Li Shubai akan pergi, dan Huang Zixia pun hanya berjalan perlahan di belakang Li Shubai.
Cabang-cabang bunga poplar yang menjuntai ke bawah itu menyentuh bahu dan lengan Li Shubai juga Huang Zixia. Sejauh ini, bunga-bunga teratai yang berada di sekitar Li Shubai dan Huang Zixia mekar di bawah sinar rembulan. Li Shubai selalu berada setengkah langkah jauhnya di depan Huang Zixia, menjaga jarak dimana Li Shubai selalu dapat menjangkau dan memeluk Huang Zixia kapanpun dia mau.
Huang Zixia tiba-tiba saja mengerti bahwa Li Shubai akan berjalan pulang kembali bersamanya.
Dalam kegelapan yang sunyi seperti itu, rembulan yang baru saja muncul di malam itu, yang tidak sabar untuk menunggu saat dia menjadi purnama, bersinar dengan sangat terang dan cerah.
Cahaya bulan yang berwarna perak terang itu mengalir di atas tubuh Huang Zixia, dan juga mengalir di atas tubuh Li Shubai.
Huang Zixia memperhatikan orang yang berada setengah langkah di depannya itu, di belakang Li Shubai yang berada di dalam jangkauannya itu. Akan tetapi di dalam hati dan pikirannya, Huang Zixia terus-menerus memikirkan mengenai puisi itu ...
Semoga bulan menyinarimu.
Tanpa disadari, karena rasa jijik yang mendalam pada pasangan itu, Huang Zixia pun tidak bisa menahan rasa yang sangat sakit di ulu hatinya itu.
Huang Zixia hanya bisa mengepalkan tinjunya dan menarik napas dalam-dalam, memaksa dirinya untuk sedikit demi sedikit menghapus semua ingatan itu dari pikirannya. Huang Zixia pun berkata kepada dirinya sendiri, 'Huang Zixia, mari kita tinggalkan semua masa lalu itu. Orang tua dan kerabat semuanya sudah mati. Jika kau bahkan tidak bisa melakukan sesuatu hal yang terakhir untuk mereka, maka kau tidak punya pilihan lain selain akan mendapatkan kutukan dari Langit dan Bumi!'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)
Misterio / SuspensoPetir yang ada di langit menyambar seorang kasim yang tinggal di Istana seorang Putri hingga tewas, layaknya karma yang diterima oleh kasim itu. Dalam suatu musibah, secara tidak sengaja ditemukan bahwa peristiwa meninggalnya seorang warga sipil bia...